Filosofi bambu dengan Guru
Filosofi Bambu dengan Guru
Di sebuah hutan seorang petani menanam serumpun bambu, setelah lama dan bertahun-tahun bambu tersebut menjadi banyak, tinggi, tumbuh besar dan kuat.
Suatu hari petani berdiri di depan bambu dan ia berkata :
“Sahabatku aku membutuhkanmu sekarang”
Bambu menjawab “ ambilah dan pakailah diriku sesuai keinginanmu tuan, aku siap”
“bagus, tetapi agar aku bisa menggunakanmu aku harus membelahmu menjadi dua”
Bambu kaget “membelahku menjadi dua?mengapa tuan tega?aku adalah bambu paling Baik, paling kuat dan paling tinggi di sini. Tolong tuan jangan lakuakan itu kepadaku, kumohon. Gunakanlah aku tetapi jangan belah aku”.
“begini sahabatku, jika kamu tidak dibelah, aku tidak bisa menggunakanmu”.
Bambu tertunduk diam seraya menghela nafas. “ Jika memang itu jalan satu-satunya jalan agar aku dapat berguna bagimu maka lakukanlah”.
“ itu hanya sebagian kecil yang akan kulakukan kepadamu, selanjutnya aku akan memangkas cabang-cabangmu dan memotong daunmu” kata petani.
“ Ya Tuhan, semoga itu tidak terjadi” lirih bambu.” Itu akan merusak keindahanku, tolonglah tuan jangan pangkas cabang-cabang dan daunku aku mohon”
“begini, jika aku tak memangkasnya aku tak akan bisa menggunakanmu” sahut petani.
Bambu tertunduk diam, setelah beberapa saat terdiam akhirnya bambu pasrah. “ baiklah tuan, ambilah dan pangkaslah daun dan cabang-cabangku”.
Dengan nada simpati petani menjawab “bambu sahabatku, aku masih harus mengambil hatti, jantung dan membersikan urat-uratmu kemudian memotong kepalamu dan akar-akarmu jika tidak aku tetap tidak dapat menggunakanmu.
“Tuan , ambilah dan potonglah sesukamu tuan” jawab bambu dengan tertunduk.
Petani kemudian memotong dan mengolah bambu tersebut menjadi saluran air. Tanah yang gersang kini menjadi ladang yang subur karena saluran air dari bambu yang terhubung langsung dari sumber air.
Demikianlah bambu kini menjadi saluran berkah bagi tanaman lain termasuk rumpun bambu yang lain.
Bambu merupakan tumbuhan yang tumbuh di hutan dan dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk membuat alat-alat demi kemudahan suatu pekerjaan dan rumah yang sederhana. Bambu takakan mungkin tumbuh setinggi dan semegah gedung pencakar langit. Guru diibaratkan sesosok tumbuhan yang sederhana, dan menyatu dengan masyarakat. Profesi Guru merupakan panggilan Hati Nurani yang paling dalam. Jika ingin menjadi Guru berharap menjadi cepat kaya maka buanglah jauh-jauh keinginan tersebut.
Sebagai seorang guru sudah sewajarnya kita menjadi panutan, dari ujung kuku sampai ujung rambut. Pepatah mengatakan “Guru kencing berdiri murid kencing berlari” . Tidaklah mudah menjadi seorang guru. Guru yang baik dari tindak tanduk, tutur kata menjadi suritauladan bagi siswa. Memangkas ego dan keserakan, bak bambu yang yang dipangkas daun dan ranting-rantingnya. Memotong kesombongan seperti bambu yang dipotong-potong dan dibelah ruasnya, Hal tersebut dilakukan Demi mengayomi dan membuat berkembang siswanya menjadi pion-pion negara yang kelak mengubah dunia. Guru yang hebat bukanlah guru yang memiliki segudang ilmu yang tinggi dan pintar berdeklamasi di depan siswanya. Tetapi guru yang hebat adalah guru yang mampu membuat hal yang rumit menjadi sederhana dan mampu dipahami siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar