Jumat, 09 Desember 2016

Kebudayaan Masyarakat Kanekes Baduy

“… Ada sesuatu milik Urang Kanekes yang sanggup memperkaya batin kita. Sesuatu yang hampir sirna dalam alam modern ini. Kearifan. Citra “Kanekes masyarakat terasing” adalah keliru. Mereka punya wawasan luas tentang hidup ini. Alam modern telah kerap bertandang, namun kerarifan Urang Kanekes tetap gigih membendungnya. Pikukuh itu patut kita pahami. Rasa hormat kepada kearifan Urang Kanekes yang mendorong kami untuk menceritakan hidup keseharian mereka kepada anda. Dengan upaya tetap berpegang pada kejujuran sebagaimana tercermin pada :
“neda Agungna Parahun, neda Panjangna Hampura, bisi nebuk sisikuna, bisi nincak lorongannana – lojor teu meunang dipotong, pondok teu meunang disambung, nu enya ku dienyakeun, nu henteu kudu dihenteukeun”
(Yudistira Kartiwa Garna 1987)
Desa Kanekes terletak di Kecamatan Leuwi Damar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten (dahulu Jawa Barat). Di daerah hulu aliran (sungai) Ci Ujung, pada sisi utara Pegunungan Kendeng di kawasan Banten Selatan. Menurut anggapan umum orang Sunda, penamaan atau sebutan Kanekes diambil dari nama (Sungai) Ci Kanekes yangmengalir di kawasan ini sehingga penduduk Desa kanekes menamakan dirinya Urang Kanekes (Orang Kanekes),tetapi orang Luar lebih mengenalnya dengan sebutan Orang Baduy. Sebutan yang”sangat tidak disukai” oleh Urang Kanekes, walau di wilayah ini ada bukit yangdisebut Gunung Baduy dan didekatnya mengalir (sungai) Ci Baduy.
Sebutan Baduy menjadi populer dikalangan umum (luar) karena daerah Baduy merupakan pintu gerbang pertama untuk masuk ke daerah Kanekes, lagi pula penduduknya terbiasa bepergian keluar danbergaul dengan penduduk di sekitarnya sehingga itu orang luar lebih mengenal “Urang Baduy”.
Dalam pandangan Urang Kanekes, kelompok Baduy ini lebih mirip “orang luar” daripada Urang Kanekes dan merekapun tidak merasa terwakili oleh penampilan Urang Baduy yang dipandangnya hanya sedikit sekali berpegang pada tradisi Kanekes. Di samping itu, istilah Baduysering dihubungkan oleh kalangan luar dengan istilah “Baduwi” yakni salah satu suku arab yang hidup liar dan tidak hidup menetap tetapi selalu mengembara dari satu tempat ke tempat lain–nomaden. Ketidakmengertian kalangan luar menganggap Urang Kanekes pelarian Pajajaran yang sengaja sembunyi kepegunungan karena tidak mau masuk agama Islam.
Kenyataannya Urang Kanekes di kawasan Lebak telah menghuni secara turuntemurun sejak sebelum Pajajaran hadir, maka dengan tandang Urang Kanekes menyatakan tegas bahwa dirinya adalah Sunda nu Wiwitan. Barangkali prasasti Cidanghiyang (abad 4—5 Masehi) yang kini masih insitu di kawasan ini dapat dijadikan tonggak sejarah yang sulit ditolak sebagai bukti keberadaan Urang Kanekes dan perangkat kehidupan kebudayaannya memiliki kepribadian tangguh kasundaan dibandingkan dengan yang mengaku Urang Sunda di Jawa Barat.
Salah satu kesulitan penelitian diKanekes adalah benturan adat tidak membolehkan semah (tamu) menetap lebih dari 3 hari terutama orang asing (foreigner) samasekali dilarang masuk. Kesempatan berbicara untuk menuai informasi merupakan sesuatu yang sangat mahal karena kesempatan hanya terbuka sekali setahun saja. Terlebih lagi ada kerarifan Urang Kanekes yang bersifat pendiam atau sengaja tutup mulut, bilamana tidak perlu benar maka mereka cukup menjawab “teu wasa”.
Informasi yang leluasa dapat diperoleh bila ada Urang Panamping (BaduyLuar = Urang Hilir), walau harus diakui bahwa di dalam beberapa hal nilainya sebagai sumber informasi lebih dalam daripada informasi UrangTangtu (Baduy Dalam= Kajeroan= Urang Girang) yangmerupakan “elite” komunitas ini.
Satu hal terpenting yang kerap terluput dari penelitian selama ini adalah mandala yang selalu disebut-sebut di dalam setiap peristiwa ritual untuk menyebut hunian tempat mereka hidup. Mandala Kanekes adalah tanah suci yang diwariskan leluhur (nenek-moyang) mereka secara turun temurun. Karena itu harus dijaga, dipelihara, dipertahankan dan tidakboleh diinjak oleh sembarang orang. Penduduk Kanekes sendiri diperkenankan menetap di tanah Kanekes sepanjang tidak melanggar ketentuan adat yang selama ini telah menuntun kehidupan sebagai simbol melaksanakan Tapa dina Mandala.Sedangkan leluhur Urang Sunda secara umum melakukan Tapa di Nagara. Rumusan tradisi Urang Kanekes bersendikan kehidupan Tapa dina Mandala yang didalam berbagai karyasastra Sunda Kuno disebutkan:
“Carek napatikrama na urang lanang wadwan, iya tuwah iya tapa. Iya tuwah na urang.Gwareng twah gwareng tapa, maja twah maha tapa, rampes twah rampes tapa; apanaurang ku twahna mana beunghar, ku twahna mana waya tapa” .
Urang Kanekes sebagai “pertapa” selalu bersamadi diterapkan dengan cara rajin bekerja dan tekun, sedikit bicara dan bahkan hampir tidak pernah menganggur seumur hidupnya. Karena bekerja adalah tapa mereka. Berladang bagi Urang Kanekes bukan sekedar menanam padi atau palawija untuk makan melainkan agar hidup berkecukupan dan tidak menyusahkan orang lain, sebab perilaku menta (meminta) merupakan hal yang sangat tabudan harus dijauhi (buyut).
Dari seluruh siklus kehidupan, adat berladang adalah terpenting, karenanya daur kehidupan sehari-hari terpolakan sesuai dengan irama perlandangan, tetapi sangat tabu (buyut) bersawah karena mencangkul atau membongkar tanah dianggap merusak bumi. Tradisi berladang sebagai bagian tapa dilestarikan melalui penghormatan terhadap benih padi atau co’o binih yang disebut dengan julukan hormat Ambu Pwah Aci Sang Hiyang Asri.
Peristiwa sakral yang dilakukan tiap tahun, co’o binih ditanam di tanah lambang Ambu PwahAci Sang Hiyang Asri dikawinkan (direremokeun) dengan mandala pageuh (bumi).Bertanam padi sebagai fokus budaya yang dominan dalam kehidupan masyarakat Kanekes dilakukan melalui ritus (upacara) masal. Urang Tangtu(Girang=Kajeroan) hanya sekali dalam setahun membunyikan angkung yakni kala menanam padi huma serang (ladang milik bersama) bertujuan menghibur padi, juga memainkan kecapi atau alat kesenian bambu yang dimilikinya.
Secara etnik Urang Kanekes adalah orang Sunda,  mereka mengaku Urang Sunda ditandai keyakinan Sunda Wiwitan. Dalam lubuk hati mereka tertanam perasaan “Sunda lebih Asli”dibandingkan dengan orang Sunda di luar Kanekes yang telah beralih menjadi penganut Islam. Mitologi Kanekes menampil kan pandangan bahwa di Bumi Kanekeslah awal kelahiran mandala Sunda. Bahasa mereka adalah bahasa Sunda dialek Banten Selatan yang dapat dikatakan sedikit sekali dipengaruhi bahasa dari luar (asing).
Mandala Kanekes mencakup tiga (kampung) disebut Tangtu yang menurut istilah Kanekes berarti pasti (tentu), cakal bakal (pokok) dalam kesatuan yang disebut TeluTangtu yaitu Cibeo sebagai Tangtu Parahiyang; Cikartawana sebagai Tangtu Kadu Kujang; dan Cikeusik sebagai Tangtu Pada Ageung.Telu Tangtu  inilah yang menjadi inti kehidupan masyarakat Kanekes. Penduduk Tangtu adalah kelompok elite sesuai kwalitas kemandalaannya yang tinggi, dari kalangan mereka pula diambil para pejabat inti pemerintahan tradisional.
Di luar Telu Tangtu  terdapat kampung Panamping – Baduy Luar – kata panamping berasal dari tamping yang menurut Urang Kanekes artinya buang (panamping = pembuangan) tempat bagi UrangTangtu yang dikeluarkan karena melanggar adat. Namun sebenarnya kata tamping juga dapat diterjemahkan sisi atau pinggir maka panamping berarti pinggiran (daerah luar). Menurut pengakuan Ayah Dainah (Jaro Pamarentah KaduKetug – Baduy Luar) yang tinggal di kampung Kadu Ketug di daerah Ciboleger,sebenarnya yang disebut Baduy Luar bukan pembuangan tetapi kampung mereka merupakan pintu gerbang (bagian hilir= lebak)menuju ke Baduy  Jero (Girang) yang berada di daerah hulu (tonggoh).
Kenyataannya sampai sekarang di Panamping banyak menetap keturunan Urang Tangtu dan banyak kerabat keluarga dari Puun. Hubungan kekerabatan diantara mereka tidak terganggu oleh status kemandalaan bahkan berjalan dengan sangat baik serta akrab sebagai layaknya jalinan atau tali persaudaraan. Namun kerabat di Panamping kerap “tahu diri”membatasi pergaulannya dengan kerabat Kampung Tangtu.
Tempat tinggal kaum panamping berada di luar Tanah Larangan dan mereka terikat kepada Tangtu Masing-masing dan dalam hal berlaku ketentuan nyanghareup (menghadap).Bila seseorang warga Panamping tinggal di wilayah Kapuunan Cikeusik nyanghareup ke Tangtu Cibeo sehingga dalam kegiatan-kegiatan adat ia bergabung keKapuunan Cibeo dan berlaku sebaliknya. Hal itu terjadi biasanya karena hubunganperkawinan antar kampung. Demikian pula warga Tangtu Cikeusik yang berjodoh dengan wanita Tangtu Cibeo akan mengikuti istrinya nyanghareup ke Tangtu Cibeo.
Di Kanekes juga terdapat kampung Dangka yang berada di luar wilayah Kanekes. Dangka artinya rangka – tempat tinggal atau daerah permukiman, namun menurut mitologi setempat artinya tempat pemukiman kaum raksasa di bawah tanah bahkan dalam dialek Bogor artinya (pakaian) kotor.Adanya daerah Panamping dan Dangka menunjukkan bahwa sebenarnya wilayah Kanekes lebih luas daripada yang ada sekarang. Penetapan batas yang dilakukan oleh Pemerintah Kolonial Hindia-Belanda telah menyempitkan wilayah Kanekes sampai batas kemandalaannya, sehingga banyak yang tercecer di luar batas tersebut.
Selain berladang dan bercocoktanam, kegiatan sehari-hari Masyarakat Kanekes  adalah menenun dan berdagang.Mereka membuat kerajinan tangan seperti tas koja yang bahannya terbuat dari kulit kayu yang dianyam. Kemudian hasil kerajinan tangan dan tenunan dijual diwilayah Kanekes Luar dan Kanekes Dalam. Terkadang mereka untuk membeli sesuatu harus pergi keluar Desa Kanekes. Mereka biasa naik turun gunung untuk pergi keluar, mencari kayu bakar dan berladang tanpa alas kaki. Perjalanan sejauh apapun harus ditempuh dengan berjalan kaki.
Perjalanan dari Kanekes Luar ke Kanekes Dalam dapat ditempuh sekitar 4 jam, apalagi membawa rombongan. Namun untuk orang Kanekes sendiri, mereka menempuh perjalanan sekitar 1 sampai 1,5 jam  engan jarak sekitar 15 KM. Untuk medan yang normal jarak tersebut dapat ditempuh 1-1,5 jam.
1. Tata cara berpakaian
Cara berpakaian masyarakat, pada umumnya selalu menyesuaikan dengan kondisi dan model pakaian yang beraneka ragam yang tentunya sesuai dengan trend atau mode yang sedang bergulir,tentunya harganya pun mahal, namun bagi masyarakat Kanekes mode atau model pakaian bukanlah prioritas utama yang mereka tampilkan, pakaian mereka cukup sederhana dengan dua warna yang khas yakni warna putih dan hitam/gelap. Ada satu ciri yang membedakan antara pakaian orang Kanekes dalam dan Kanekes Luar, khususnya pada laki-laki yaitu warna baju dan iket kepala (slayer) selalu berwarna putih,sedangkan pada masyarakat Kanekes Luar ikat kepala bermotif batik dengan warna dasar biru dan baju warna hitam, untuk bawahannya ( Celana ) orangKanekes Dalam selalu mengenakan bahan warna gelap dan cukup diikat dengan selembar kainpengikat berwarna putih yang dijadikan sebagai penguat selembar bahan ( Celana tanpa dijahit) yang melingkar dari pinggang hingga paha, pada kain yangmelingkar tersebut selalu terselip sebilah golok khas masyarakat Kanekes.
Sementara orang Kanekes Luar untuk bawahan sudah ada yang mengenakan model celana agak lebar dan berwarna hitam serta kain pengikat pada pinggang untuk menyelipkan sebilah golok. Sementara untuk kaum wanitanya tidak terlalu berbeda yakni kain, baju warna hitam tutup kepala, perbedaannya adalah pakaian wanita atau pria yang dipergunakan oleh masyarakat Kanekes Dalam tidak dijahit dengan mesin jahit, melainkan dikaput ( dijahit ) dengan tangan saja, sementara untuk masyarakat Kanekes Luar pakaian yang mereka kenakan sudah dijahit dengan mesin jahit, bahkan membeli pakain yang sudah jadi.
Dan yang tak pernah ketinggalan adalah kain berbentuk bujur sangkar berwarna putih yang berfungsi sebagai tas untuk menyimpan bekal selama perjalanan atau tas jarog yang terbuat dari kulit kayu teureup yang telah dianyam membentuk tas.
2. Tatacara menanam padi
Indonesia terkenal dengan negara agraris dimana penduduknya sebagian besar hidupnya dari hasil pertanian, proses penanaman padi pada masyarakat pertanian selalu pada daerah datar pesawahanyang membentang dari ujung keujung atau lahan pertaniannya berbentuk terasering dengan pengairan dan irigasi yang sangat baik, pemupukan yang sangat modernserta penanaman dan panennya bisa tiga kali dalam satu tahun dikarenakan kecanggihan teknologi.
Bagi masyarakat Kanekes menanam pada hanya satu kali dalam satu tahun secara otomatis panennyapun hanya hanya satu kali. Masyarakat Kenekes biasa menanam padi pada saat menjelang musim penghujan tiba, dan apa yang unik dari pertanian di Kanekes khususnya padi. Masyarakat Kanekes menanam padi ( Huma ) pada daerah dan tempat-tempat yang berbukit dan terjal, tanpa pengairan, pupuk, alat modern atau dengan kata lain tanpa teknologi tepat guna. Lalu bagaimana proses masyarakat menanam padinya?
Dari hasil wawancara dengan salah seorang warga Kenekes bernama Mang Arji juga sekaligus guide untuk para tamu, memberikan informasi sebagai berikut, ” Bahwa masyarakat Kanekes dalam menanam padi melalui tahap-tahap seperti di bawah ini :
1. nyacar
Atau memotong semua tanaman dan rerumputan serta pepohonan kecil yang berupa semak belukar dengan menggunakan sebilah sabit, pada tahap ini para petani huma membabat habis semua semakbelukar yang diperkirakan akan mengganggu tumbuhnya tanaman padi, sehingga padi akan tumbuh dengan baik.
2. nutuhan
adalah memotong dahan-dahan pepohonan yang dapat mengganggu dan menghalangi sinar matahari dalam prosesfotosintesa dan proses penyinaran sempurna terhadap tanaman utama maupuntanaman penyela.
3. ngaduruk
Merupakan kegiatan membakar semakbelukar, ranting dan dahan yang telah dipangkas habis pada kegiatan sebelumnya,dan hasil proses pembakaran ini dijadikan sebagai penyubur tanaman atau pupuk.
4.nyasap/sasap
Kegiatan para petani huma untuk membersihkan rerumputan yang baru tumbuh, dan rerumputan yang telah dibersihkan tersebut dibiarkan hingga membusuk yang selanjutnya dapat pula dijadikan penyubur tanaman/ pupuk.
5. ngaseuk
Dilakukan dengan menggunakan sebatang kayu sebesar kepalan jari tangan yang diruncingkan pada bagian ujung kayu tersebut dan dipergunakan untuk membuat lubang tempat menyimpan biji/bibit padi secara beraturan dan dengan pentaan yang rapi sehingga kelihatan indah dipandang mata.
6.ngored
Kegiatan membersihkan rerumputanyang tumbuh diantara tanaman padi pada saat usia padi diperkirakan 2-3 minggu,sebab apabila ngored tidak dilakukan maka kemungkinan besar sari makanan yang seharusnya untuk padi, dihisap oleh tanaman hama atau rerumputan tersebut, yang pada akhirnya pertumbuhan padi tidak sempurna karena banyaknya tanaman pengganggu/hama.
7. mulihan
Merupakan kegiatan membersihkan rerumputan tahap ke dua setelah usia padi sekitar 3 bulan, hal ini dilakukanuntuk mengontrol pertumbuhan padi dan juga merawat pertumbuhannya, jangansampai ada tanaman padi yang kurang bagus pertumbuhannya.
8. ngala pare/panen
Pada tahap berikutnya sekitarusia padi 7 bulan, maka para petani secara bersama-sama melakukan panen atau menuai padi dengan menggunakan pisau etem dan tanaman padi sisa panen biasanya diinjak agar terlihat padi yang mana yang belum diambil.
9. moe pare
Padi yang telah dituai selanjutnya dijemur di pematang huma diatas sebatang bambu yang dibentangkan hingga padi-padi tersebut kering serta siap untuk ditumbuk atau dimasukan ke leuit/lumbung padi.
11. mawa pare ka leuit
Padi yang telah dijemur dipematang huma hingga kering tersebut kemudian dibawa dan disimpan di leuit yang selanjutnya siap dikonsumsi baik dijual maupun dimakan.
12. jami huma
adalah kegiatan akhir proses penanaman padi huma/padi tadah hujan, karena untuk mengairi humanya masyarakat Kanekes hanya mengandalkan turunnya hujan. Kegiatan jami huma ini adalah kegiatan terakhir dan kegiatan awal untuk memulai apabila akan datangnya musim hujan
3. Bentuk Rumah dan Proses pembuatannya
Proses pembuatan rumah/membangun rumah selalu dikerjakan secara gotong royong, yang menunjukkan bahwa masyarakat Kanekes sangat tinggi rasa kebersamaannya. Adapun bentuk rumah tidak semewah rumah di kota-kota yang dindingnya menggunakan pasir, semen, ditata dengan indah, diberikan berbagai aksesoris dan hiasan dinding sesuai dengan keinginan pemilik rumah, namun pada masyarakat Kanekes rumah mereka cukup sederhana,terbuat dari bahan-bahan seperti kayu yang berasal dari alamnya, bilik bambu,atap rumbia, genting ijuk dan lain-lain yang jelas sangat sederhana, dengan posisi semua rumah selalu menghadap utara selatan, yang secara logika rumah menghadap utara selatan maka proses pergantian dan penyinaran sinar matahari sangat baik, apabila pagi sinar matahari masuk dari arah timur dansore hari sinar matahari masuk dari arah barat, sehingga memiliki tingkat kesehatan yang sangat tinggi apalagi dengan aktifitas mereka yang selalu berolah raga setiap hari, namun olah raga yang mereka lakukan bukan olah raga yang pada umumnya dilakukan, olah raga yang mereka lakukan adalah olah raga yang berkaitan dengan aktifitas mereka sehari-hari.
4.Kebiasaan Nyirih/nyeupah pada masyarakat  Kanekes Dalam
Pada umumnya nyirih atau nyepah istilah sunda, dilakukan oleh kaum wanita tua, namum nyirih/nyeupah selalu dilakukan oleh masyarakat Kanekes baik pria maupun wanita, adapun manfaat nyirih menurut pengakuan mereka adalah untuk menguatkan gigi, dan ternyata kebenaran itu terbukti ketika penulis mengamati gigi mereka umumnya masih terpelihara rapi dan lengkap walaupun bibir, mulut dan gigi mereka terlihat berwarna kemerah-merah karena sisa nyirih/nyeupah yang mereka lakukan karena kebiasaan tersebut.
5. Jembatan tanpa paku
Dimanapun adanya yang bernama jembatan selalu terbuat dari besi, beton atau kayu dan bembu yang diperkuat dengan menggunakan paku. Berbeda dengan masyarakat Kanekes beberapa jembatan yang memisahkan perkampungan Kanekes  Luar dan Kanekes Dalam yang dilintasi sungai Ciujung dan sungai Cibaduy tak ada satupun yang terbuat beton, namun jembatan yang menghubungkan Kanekes Luar dan Dalam dengan lebar sekitar 12 meter, hanya dibuat dari susunan bambu tanpa menggunakan paku, tapi untuk memberikan kekuatan pada jembatan tersebut mereka hanya mengikat dengan tambang ijuk yang pembuatannya pada ujung-ujung yang bersebrangan selalu dihubungkan dengan pepohonan yang tumbuh pada dua sisi sungai dan diikat erat dengan menggunakan tali ijuk berwarna hitam.
6. Pembuatan Gula aren/Merah
Selain bercocok tanam dan huma, masyarakat Kanekes selalu berupaya mengisi waktu untuk menambah penghasilannya dengan melakukan kegiatan membuat gula aren ( gula merah ) yang merupakansumber utamanya adalah pohon aren yang ada disekitar alam pegunungan Kendeng.Hasil dari pembuatan gula aren tersebut sebagian dijual ke pasar dan sebagian dijual dirumah mereka masing-masing.
7. Proses penguburan orang meninggal
Proses perawatan orang meninggal pada umumnya sama dengan masyarakat luas namun yang unik dan berbeda dengan masyarakat luas adalah cara penguburan mayat. Pemakaman umum pada masyarakat Kanekes selalu berada di sebelah selatan dari perkampungan. Penguburan mayat pada masyarakat Kanekes berbeda dengan masyarakat pada umumnya, perbedaan tersebut yakni bahwa masyarakat luas umumnya kepala si mayat berada di sebelah utara dan muka menghadap ke arah kiblat, namun pada masyarakat Kanekes  orang yang meninggal ketika dikubur mengahadap Barat dan Timur, dengan kepala si mayat berada disebelah Barat dan muka menghadap ke Utara.
Lebih unik lagi bahwa kita tidak akan menemukan pemakaman umum, karena cara mereka mengubur/menata kuburan beda dengan masyarakat luas yakni yang selalu diberi ciri apakah pohon hanjuang atau pohon plamboyan, namum pada masyrakat Kanekes tidak ada ciri khusus, bahkan kuburan dibuat rata layaknya tanah datar, dan tidak ada ciri khusus, apabila mereka berziarah, hanya cukup di rumah saja.
8. Ronda Siang
Pada umumnya, yang namanya ronda selalu dilaksanakan pada malam hari, dimanapun adanya. Namun berbeda dengan masyarakat Kanekes terutama masyarakat Kanekes Dalam, masyarakat Kanekes Dalam selalu melaksanakan tugas ronda pada siang hari, dan pada hari-hari yang telah ditentukan para pemuda khususnya yang berbaur dengan beberapa orang tua melaksanakan tugas ronda, mereka tidak harus kemana-mana, cukup melakukan ronda di sekitar Cibeo saja.Pada malam hari mereka tidur pulas untuk menyongsong pekerjaan yang telah menanti di ladang keesokan harinya.
9.Binatang Kaki empat
Di daerah mana di Indonesia ini yang tidak ada binatang berkaki empat, yang dagingnya dapat dimanfaatkan atau dimakan, misalnya: kuda, sapi, kerbau, kambing, babi, onta atau binatang kaki empat lainnya. Binatang kaki empat selain anjing saja tidak ada, apalagi ojeg.
Selain anjing kita tidak akan pernah menemukan binatang kaki empat di Baduy. Kerbau, sapi, kuda, onta atau lainnya tidak akan pernah kita temukan di sana. Alasan mereka cukup singkat dan padat, yaitu karena adanya larangan adat.
Dengan larangan adat saja mereka sangat mentaati. Tidak ada bantahan-bantahan apalagi melanggarnya. Itulah ketaatan masyarakat Kanekes yang selalu patuh dengan kebiasaan dan adat yang sudah melekat dalam diri mereka sebagai warisan leluhur mereka.
Dengan palsafah ” Lojor teumeunang dipotong, pondok teu meunag disambung”, masyarakat Kanekes  tidak pernah mengada-ada, akan tetapi mereka hidup apa adanya dengan memanfaatkan alam yang ada tapi tidak merusak alam, menggali potensi alam, tapi alam tidak carut marut, mengolah lahan huma, tapi keseimbangan alam tetap dijaga. Selama potensi Masyarakat Kanekes dan adat istiadatnya tetap dijaga, maka berbahagialah seluruh umat manusia.
“Seribu atau dua ribu ekor pun tetap tidak dapat. Engkau pintar. Ikan peda, banyak di kedai dan di toko. Ia tak bernyawa, tak dapat bergerak. Engkau boleh mengambil sesuka hatimu, asal ada uang. Tapi kancil makhluk bernyawa. Dikejar, ia lari, disergap, belum tentu dapat. Andaikata permintaanmu itu kusanggupi, besok atau lusa pedamu sudah ada di sini, sedang kancilku belum tentu ada. Betapa mungkin manusia “tigin ka jangji bela ka lisan” (memenuhi janjinya dan perkataannya).Apabila kancil itu ada di tanganku sekarang atau esok hari, dan engkau ada didepanku, mengapa harus ditukar dengan peda, engkau boleh makan dagingnya sekenyang-kenyangnya”.
SEJARAH BATIK BANTEN
Batik Banten berawal dari tahun 2002, ketika adanya pengkajian motif berdasarkan sejarah oleh Bappeda Pemerintah Banten, tokoh masyarakat dan arkeolog Universitas Indonesia. Pengkajian motif itu berasal dari hasil penggalian Pusat Penelitian Arkeologi Universitas Indonesia tahun 1976, yang menggungkap sumber daya arkeologi pada artefak.
Tujuan pengkajian itu adalah menemukan jati diri adanya ornamen atau ragam hias daerah yang dapat digunakan untuk gedung-gedung negara, rumah adat Banten dan anjungan provinsi Banten di Taman Mini. Dengan kajian tersebut, terdapat kesulitan yang dialami, yaitu dengan banyak rupa sejarah dan budaya yang dimiliki Banten, bahkan bisa disebut yang terbanyak di Indonesia.
Ditemukan 75 ragam hias yang berasal dari daerah Banten lama itu. Hasil dari pengkajian motif tersebut kemudian dipresentasikan di depan para arkeolog nasional, budayawan, dan pemerintah Banten pada September 2004.
Banten baru merdeka pada tahun 2000 pada saat itu juga Banten minim sarana prasarana. Ketika merdeka Uke Kurniawan ditunjuk sebagai konsultan konstruksi bangunan pada daerah Banten oleh pemerintah Banten. “Biasa, jika berurusan dengan terdapat banyak kendala, dana yang cukup banyak untuk pemanfaatan ragam hias disarana dan prasarana Banten tidak seperti yang di harapkan, dana habis ragam hias tidak menempel di bangunan”, Uke Kurniawan sebagai masyarakat Banten, sedikit kecewa dengan kondisi itu, karena dengan pembandingan sebelum ini Uke Kurniawan pernah membuat beberapa ornamen di daerah lain.
Bapak pensiunan PNS Departemen Pekerjaan Umum di Jakarta ini, pernah menjadi pemimpin proyek di Sumatera dan membuat ornamen yang kemudian diresmikan dengan nama Batik Basur. Hal ini didorong karena adanya SK Menteri PU mengataaan agar setiap bangunan negara baik sekolah, gedung perkantoran dan rumah sakit untuk menggunakan ornamen daerahnya masing-masing. Di Banten pun demikian, dari kegagalan ragam hias di Banten yang di terapkan di perkantoran dan pembangunan lain, Uke Kurniawan berfikir bagaimana ragam hias tersebut justru harus dimanfaatkan dan dikembangkan untuk kepentingan masyarakat Banten. Uke Kurniawan memiliki sebuah pemikiran untuk kemudian dituangkan dalam media kain yaitu batik. Transformasi motif ke suatu kain batik Banten merupakan upaya-upaya menghidupkan kembali seni hias Banten yang telah hilang sejak abad ke-17.
video promosi batik banten
Melalui ide tersebut bapak lulusan SMA Negeri 1 Serang ini meminta kepada Gubernur Banten untuk membentuk panitia peneliti Batik Banten. Pemerintah akhirnya mengeluarkan Surat Keputusan yang kemudian Uke di tunjuk sebagai wakilnya. Menurut Uke “Terlebih jika sudah masuk kepemerintahan maka banyak hal yang tidak sesuai, banyak nya interfensi kepanitian yang tidak cocok, seperti panitia koordiantor yang bukan berasal dari orang Banten, melainkan dari Jawa Tengah, seperti Yogyakarta dan Solo”.
Menurut Uke jika Batik Banten dikerjakan bukan oleh orang Banten mungkin akan segera diresmikan tetapi ada hal yang hilang didalam proses pencapaian peresmiannya, menurut Uke terdapat hambatan dalam proses kepanitiaan pemerintah. Uke akhirnya memilih keluar dari kepanitiaan dan berfikir untuk berjalan sendiri, pada saat itu Uke membuat 25 rancangan desain Batik dan 12 dari 25 rancangan tersebut diajukan kepada pemerintah Banten, namun tidak membuahkan hasil dengan berbagai alasan. Uke berharap dan menawarkan  Batik Banten untuk menjadi Badan Usaha Milik Daerah, namun terjadi banyak kontra. Maka dari itu Uke mencoba menuangkan 12 desainya ke media kain, dan kemudian membuahkan hasil yang baik, dari sinilah Uke benar-benar memutuskan keluar dari kepanitiaan dan tidak akan melibatkan Pemerintah lagi.
Dengan hasil yang baik tersebut dan berangkat dengan semua persiapan seperti kepanitiaan baru, ragam motif yang telah di kaji, Uke mematenkan Batik Banten pada HAKI dengan melibatkan Polda dan kehakiman. Pada saat mematenkan tersebut ternyata batik Indonesia pertama yang dipatenkan adalah Batik Banten.

Filosofi Matematika dalam Kehidupan

Filosofi Matematika dalam Kehidupan – Filosofi apa saja sih yang dapat kita ambil dari peajaran Matematika ini? Matematika, sebuah bidang ilmu pengetahuan yang selama ini dianggap sulit oleh sebagian pelajar di dunia ini ternyata menyimpan sebuah filosofi kehidupan yang sangat luar biasa. Pasti anda sudah tidak asing lagi dengan pelajaran matematika dalam bab bilangan bulat, yaitu plus (+) dan minus (-).


Contohnya adalah jika Plus dikalikan dengan Plus (+ x +) hasilnya Plus (+). Plus dikali Minus atau sebaliknya (+ x -) atau (- x +) hasilnya pasti Minus (-). Terakhir, Minus dikali Minus (- x -) hasilnya pasti Plus (+). Pernahkah Anda berpikir tentang filosofi dari rumus matematika tersebut? Dan tahukah anda, ternyata rumus matematika tersebut memiliki filosofi terselubung yang sering kita jumpai di sisi kehidupan kita setiap hari. Bagaimana? Mari kita ulas bersama. 
Pernahkah anda berfikir?
1. Mengapa PLUS di kali PLUS hasilnya PLUS?
2. Mengapa MINUS di kali PLUS atau sebaliknya
PLUS di kali MINUS hasilnya MINUS?
3. Mengapa MINUS di kali MINUS hasilnya PLUS?
(+) PLUS = BENAR
(-) MINUS = SALAH
Hikmahnya adalah:
1. Mengatakan BENAR terhadap sesuatu hal yang BENAR adalah suatu tindakan yang BENAR.
Rumus matematikanya :
+ x + = +
2. Mengatakan BENAR terhadap sesuatu yang SALAH, atau sebaliknya mengatakan SALAH terhadap sesuatu yang BENAR adalah suatu tindakan yang SALAH.
Rumus matematikanya :
+ x - = -
- x + = -
3. Mengatakan SALAH terhadap sesuatu yang SALAH adalah suatu tindakan yang BENAR.
Rumus matematikanya :
- x - = +
Pelajaran matematika ternyata sarat makna, yang bisa kita ambil sebagai pelajaran hidup. Jadi jika ada suatu perbuatan yang merupakan tindakan yang benar ataupun tindakan yang salah, maka harus diselesaikan juga menjadi hal yang adil. Dan misalnya jika suatu perbuatan yang SALAH, seperti mencuri tetapi malah disikapi dengan tindakan yang BENAR dalam artian malah membela maling tersebut dan menganggap maling tersebut tidak bersalah, itu sudah merupakan perbuatan yang SALAH karena bisa menimbulkan perselisihan dan ketidak adilan yang seharusnya suatu perbuatan salah harus diberikan hukuman yang setimpal, bukan kebenaran yang diada-adakan. Jadi dalam melakukan kehidupan, harus berjalan secara semestiya tanpa adanya perbuatan menyimpang yang negatif, serta keadilan harus ditegakan agar semua tindakan tidak hanya sebuah rekayasa. Yang terpenting adalaha bersikap jujur, karena dengan jujur semuanya akan berjalan dengan semestinya tanpa adanya rekayasa yang bisa menimbulkan perselisihan.
Sebagai tambahan, kita harus bersikap pantang menyerah. Mengapa? Karena sikap ini menunjukan suatu usaha yang nyata yang mampu merubah kehidupan kita menjadi yang kita inginkan, namun impian yang kita inginkan harusnya bersifat positif. Impian itu banyak, salah satunya adalah keinginan agar kita bisa sukses, dan kesuksesan merupakan sebuah impian disetiap diri manusia yang dengan kesuksesan bisa merubah hampir segalanya yang anda inginkan. Perlu anda ketahui, kesuksesan akan datang bukan dari hanya kerja keras saja, dan ada sebuah rahasia yang bisa membuat anda menjadi sukses. Bukan hanya kerja keras yang bisa membuatnya sukses, namun hanyalah sebuah hal yang menunjukan tindakan positif dari diri anda. Apakah itu?
Jika:
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
Sama Dengan :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Maka:
H+A+R+D+W+O+R+K atau Kerja Keras: 8+1+18+4+23+15+18+11 = 98%
K+N+O+W+L+E+D+G+E atau Pengetahuan: 11+14+15+23+12+5+4+7+5 = 96%
L+O+V+E atau Cinta: 12+15+22+5 = 54%
L+U+C+K atau Keberuntungan: 12+21+3+11 = 47%
Tidak ada yang membuatnya jadi 100%.
Lalu apa yang membuatnya 100%..???
Apakah money? NO..!!!
M+O+N+E+Y atau Uang = 13+15+14+5+25 = 72%
Leadership..? NO..!!!
L+E+A+D+E+R+S+H+I+P = 12+5+1+4+5+18+19+8+9+16 = 97%
Ternyata yang bisa membuatnya menjadi 100% adalah "ATTITUDE" atau Sikap:
A+T+T+I+T+U+D+E = 1+20+20+9+20+21+4+5 = 100%
Maka ATTITUDE atau SIKAP kita dalam menjalani kehidupan dan pekerjaan yang akan membuat hidup kita menjadi 100% sukses...!!!
Jadi jika sebuah usaha tetapi tanpa diiringi dengan sikap, maka kesuksesan yang datang tidak akan sempurna. Jadi jika sikap dan kelakuan anda jelek atau negatif (-), maka kesuksesan akan susah datang pada diri anda. Mengapa? Karena kesuksesan berasal dari diri sendiri dan penilaian dari orang lain. Jadi jika orang lain menilai sikap anda yang jelek, bisa jadi mereka enggan untuk bekerja sama dengan anda dan usaha anda akan susah untuk mencapai kesuksesan. Namun jika anda memiliki sikap dan kelakuan yang baik atau positif (+), maka kesuksesan akan dengan mudah datang pada diri anda. Mengapa demikian? Karena orang lain yang akan menilai sikap dan kelakuan anda. Jika sikap dan kelakuan anda baik yang mengiringi usaha anda, maka orang lain mau untuk bekerja sama dengan anda karena mereka yakin bekerja sama dengan anda akan sangat menguntungkan. Dan semua itu berasal dari sikap yang baik. Jika anda sudah memiliki sikap yang baik, maka semuanya akan berjalan dengan mudah dan lancar.

10 RAHASIA DAN FILOSOFI ANGKA 0

Di dunia ini terdata ada 10 angka yang telah diakui yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9. Tapi di balik itu semua terdapat sebuah angka yang sangat istimewa yaitu angka 0. Banyak yang terus memikirkan dan meneliti angka 0 tetapi masih sulit untuk mengungkap semua rahasia di balik angka 0. Dan tak jarang pemikiran angka 0 merupakan filosofi tentang hidup. Di sini kita akan mengungkap seluruh rahasia dan filosofi angka 0.1.     
  • Keberadaan angka 0. Misalkan angka 0 dijadikan sebagai konstanta dalam apel dan jeruk. Pada keadaan ini sebenarnya kejadian 0 apel dan 0 jeruk adalah suatu kejadian yang sama yaitu bahwa diatas meja tidak ada benda yang dimaksud. Jadi pernyataan 0 jeruk = 0 apel. Sehingga lambang bilangan 0 bersifat lebih netral dibanding bilangan yang lain. Inilah logika yang tertanam dalam benak kita bahwa lambang bilangan 0 mewakili sesuatu benda nyata yang tidak ada.
  • Dalam struktur angka, bilangan bulat terdiri dari {…-3,-2,-1,0,1,2,3…}, jika dilihat semua angka kecuali angka 0 pasti mempunyai nilai (+) dan (-) seperti angka 1 mempunyai nilai (+1) atau (1) dan (-1), tetapi mengapa angka 0 tidak memiliki tanda (+) dan (-) ?Filosofinya dari angka 0 ini kita dapat belajar tentang keseimbangan hidup dunia dan akhirat, tentang sesuatu yang telah terjadi dan yang akan datang, atau keseimbangan yang lainnya. Jika tanda (-) memiliki arti bahwa sesuatu yang telah terjadi dengan kehidupan di dunia, kita tidak boleh terlalu jauh menuju kenegatifan, atau terlalu terfokus apa yang telah terjadi. Tetapi kita juga perlu menyentuh makna (+), dengan apa saja yang akan kita lakukan yang belum terjadi serta kehidupan kita setelah mati nanti. Dan yang ingin kita dapatkan adalah seperti angka 0, yang seimbang di antara kenegatifan dan kepositifan.
  • Angka 0 dalam penjumlahan dan pengurangan, sebuah bilangan (positif maupun negatif) jika dijumlah atau dikurang dengan 0 maka nilainya tidak akan berubah. Dapat dikatakan bahwa kehadiran bilangan 0 pada penjumlahan dan pengurangan tidak mempunyai peran dan dapat diabaikan. Misalnya 5 + 0 = 5, -23 + 0 = -23, 12 - 0 = 12, -34 - 0 = -34. Filosofinya : sesuatu  yang tidak benar-benar ada  jika ditambahkan atau dihilangkan/dikurangkan dari apapun yang telah bernilai tak akan merubah nilai itu. Ini artinya adalah jika kita ingin diperhitungkan dalam sebuah komunitas, maka kita harus bernilai untuk komunitas itu.
  • Angka 0 dalam perkalian, sebuah bilangan (positif atau negatif) jika dikalikan dengan 0 akan menghasilkan 0. Misalnya 72 x 0 = 0, 0 x -56 = 0. Filosofinya : jika kita telah memiliki sesuatu yang bernilai dan ingin menggandakan nilainya hindarilah bertemu dengan sesuatu yang tidak bernilai, karena hanya akan menelan semua nilai yang ada menjadi tiada.
  • Angka 0 dalam pembagian, sebuah bilangan (positif atau negatif) jika dibagi dengan 0 maka hasilnya tidak dapat didefinisikan. Misalnya 5 : 0 = tidak terdefinisi. Disini peran angka 0 benar-benar mencapai titik  yang tidak terduga, dimana sebuah bilangan yang pada awalnya bernilai akan menghasilkan sesuatu yang tidak hanya tak benilai namun justru tak berarti (tidak didefinisikan).
  • Sifat penjumlahan dan perkalian angka yang sama. Jika dalam perhitungan penjumlahan suatu bilangan yang sama, akan menghasilkan bilangan yang lain untuk setiap bilangan kecuali 0. Ini merupakan salah satu beda 0 dengan yang lainnya.Contohnya, misal dengan penjumlahan :2     + 2     = 43     x 3     = 9-1    x (-1) = 1123 + 123 = 246Sehingga dari bilangan-bilangan di atas jika divariabelkan di dapat :x     + x     = ya      x a     = bTapi bagaimana dengan angka 0, jika 0 + 0 = 0, maka :x     + x     = x ?????a      x a     = a ?????Filosofinya dalam kehidupan sehari-hari adalah, tentang sosialisasi diri kita. Manusia pasti memiliki kekurangan dan kelebihan, jika kita tidak mempunyai sosialisasi dengan orang lain yang tidak dapat saling membantu, maka kita akan sia-sia. Kekurangan kita akan bisa tertutupi dengan orang yang bisa lebih atas kekurangan kita. Itulah butuhnya untuk saling melengkapi.
  • Sifat pengurangan angka yang sama. Setiap bilangan yang sama jika dikurangkan satu sama lain adalah 0.Contoh :9 – 9 = 05 – 5 = 0Begitu pun dengan 00 – 0 = 0Filosofinya, jangan meremehkan seseorang yang kita anggap tidak ada gunanya, karena kita merasa lebih terhadap lebih dari orang lain. Tetapi jika kita sering berpikir begitu, kitalah yang akan menjadi seseorang yang tak berguna itu, karena kelebihan kita belum tentu berguna bagi orang lain.
  • Sifat pembagian angka yang sama dan 0 pangkat 0. Setiap bilangan yang sama jika dibagi dengan angka itu sendiri pasti akan menghasilkan 1, kecuali 0, mengapa?Contoh :87 : 87 = 1999 : 999 = 1-3 : -3 = 1Jadi disimpulkan :x : x = 1Tetapi mengapa tidak berlaku dengan 00 : 0 = tak tentu, mengapa bukan 1?Karena untuk 0 x a = 0, untuk a setiap bilangan, maka 0 : 0 = a, untuk a setiap bilangan, maka 0 : 0 adalah tak tentu, ini juga sama halnya dengan 0 pangkat 0 dapat dijadikan dengan 0 : 0Penjelasan :0^0 = 0^1-1 = 0^1 x 0^-1 = 0^1 / 0^1 = 0 : 0Filosofinya bahwa kita perlu mempertimbangkan tujuan hidup kita, pusatkan dengan 1 hasil yang ingin didapat, dengan planing dan usaha yang seimbang. Jika tanpa adanya planing dan usaha, maka hasil tidak akan tercapai, itulah yang membuat tujuan hidup terkadang tak tentu.
  • Arti penting letak 0. Dalam sebuah bilangan asli, lambang bilangan 0 jika diletakkan pada sisi sebelah kanan (bukan terletak di urutan paling depan) maka akan mempunyai nilai sesuai letaknya, sedang jika diletakkan pada sisi paling kiri (urutan terdepan sebuah bilangan) lambang bilangan 0 tak mempunyai arti apapun. Misalnya kita mempunyai bilangan 999, jika pada sisi kanan kita tambahkan lambang bilangan 0 maka nilainya menjadi 9990, lambang bilangan 0 mempunyai arti/nilai. Namun jika kita letakkan di sisi paling kiri menjadi 0999, maka lambang bilangan 0 tak mempunyai arti/nilai. Filosofi yang dapat kita ambil adalah bahwa sesuatu yang tidak nyata-nyata ada, tidak akan bernilai apapun jika ditempatkan pada posisi paling depan. Yang berhak menempati posisi terdepan adalah mereka yang nyata-nyata mempunyai nilai. Jadi jika kita ingin mencapai posisi terdepan maka kita harus memiliki nilai.
  • Bilangan berpangkat 0 kecuali 0. Angka sebesar apapun kalau di pangkatkan ”0” pasti hasilnya ”1” berarti gak boleh ada angka yang sombong karena besarnya. 999.999.999 aja kalu dipangkatkan ” 0 ” tetep jadi 1.Filosofinya, kita janganlah sombong dengan pangkat yang dimiliki, walaupun pangkat kita setinggi-tingginya, apalagi pangkat tinggi tanpa memiliki kemampuan apapun alias 0.

Jadikan Hijau Sebagai Filosofi Hidup untuk Kehidupan Bumi yang Lebih Baik

BANDUNG, itb.ac.id - Ikatan Mahasiswa Arsitektur-Gunadharma ITB bekerjasama dengan Jotun, mengadakan seminar bertema ''Green Academy'' dengan pembicara M. Ridwan Kamil, salah satu dosen prodi Arsitektur ITB sekaligus seorang Arsitek ternama Indonesia, pada hari Rabu, 24 Maret 2010 pukul 14.00 WIB di Galeri Arsitektur Labtek IXB ITB. Dalam seminar kali ini dibahas mengenai usaha yang dapat kita lakukan untuk menjalani konsep hidup 'Hijau' yang seharusnya serta contoh desain yang dapat dijadikan solusi untuk bangunan-bangunan yang berkonsep hijau.

Gaya hidup hijau itu sebenarnya dilatarbelakangi oleh lokasi tempat tinggal. Sebagai contohnya, bila seseorang tinggal di daerah yang padat penduduk, seperti di Kota Jakarta, sebaiknya memilih untuk tinggal di townhouse atau apartemen daripada membuka lahan baru untuk membangun rumah yang malah akan membuat lahan terbuka hijau semakin berkurang.

Beliau berbagi pengalamannya dalam memperbaiki wajah kota Bandung secara bertahap, dimulai dari sebuah kampung kecil di daerah selatan kota Bandung. Diceritakan bagaimana beliau dan tim nya mampu membuat sebuah kampung kecil di bantaran Sungai Cikapundung itu berubah citra, dari sebuah kampung kecil yang kumuh menjadi kampung yang ceria dan penuh warna.

Strategi yang dibuatnya berupa penandatanganan kontrak kerjasama antara penduduk sekitar dengan timnya. Di kampung tersebut akan dibangun sebuah area bermain anak-anak beserta fasilitas-fasilitasnya, namun para orangtua terlebih dahulu harus menandatangani surat perjanjian antara lain untuk tidak membuang sampah ke bantaran Sungai Cikapundung. Selain itu, diadakan pula pengecatan pojok-pojok tiap blok di dalam kampung dengan cat dinding dan mural yang berwarna-warni sesuai dengan kesepakatan penduduk tiap blok.''Perubahan itu tidak bisa datang dengan sendirinya, namun perubahan itu harus dijemput'', pesan Ridwan Kamil pada peserta seminar.

Pada akhir seminar, diadakan kuis menarik berhadiah. Peserta seminar ditantang untuk membuat rancangan Rumah Apung Impian masing-masing dalam waktu 15 menit. Pemenangnya adalah Randy Abimanyu (AR'06) dan Marisa Purnamarini (AR'07) yang dinilai berhasil mempresentasikan rumah apung impian mereka dengan konsep hijau. Sekali lagi, di akhir acara, beliau menghimbau untuk menjadikan ''Hijau'' sebagai filosofi hidup karena dengan menjadikannya filosofi hidup, maka hidup kita akan senantiasa mematuhi prinsip dan komitmen yang ramah lingkungan seperti yang telah kita niatkan di awal.

ELEMENT BUMI = FILOSOFI KEHIDUPAN MANUSIA

Bumi terbentuk dari empat element dasar. Element dasar yang ada di muka bumi ini ternyata sama dengan filosofi kehidupan yang ada dimuka bumi ini. Element yang membentuk muka bumi yang memiliki kesamaan dengan filosofi kehidupan manusia yakni:

 1. API

Api merupakan energi panas yang mampu memusnahkan apa saja. Bumi memiliki sumber api yang terletak pada inti bumi, yakni magma. Magma di Bumi terletak dari inti Bumi hingga kelapisan mantel Bumi. Magma merupakan sisa-sisa api abadi dari Matarhari yang mendingan membentuk planet. Sumber api di muka Bumi ini merupakan element yang jumlah volumenya sangat banyak, maka tak heran jika banyak manusia yang mengelolanya. Selain magma, di alam semesta ini ada sumber api abadi, yakni Matahari.

Pada hakekatnya api tidak selalu berhubungan dengan hal yang jelek. Marilah kita perhatikan bagaimana api itu bisa membuat nasi kita matang, membantu kita dalam memasak air dan lain sebagainya. Asalkan api itu terkontrol dan mengacu pada hal yang tepat, maka yang akan dihasilkan adalah sesuatu yang positif.

Manusia yang memiliki karakteristik emosional tinggi dan berpikiran pendek adalah manusia yang memiliki element api yang besar didalam dirinya. Ketika seseorang meluapkan emosi negatif, seperti dendam, marah, dengki, bahkan nafsu syahwat, maka kita akan melampiaskannya dalam bentuk kemarahan. Api terbesar dalam kehidupan manusia adalah Nafsu, tidak munafik, terkadang sayapun juga mengalaminya, jiwa dan raga ini penuh dengan api yang bergejolak.

Tidak selamanya Api itu memiliki image jelek dalam kehidupa. Sebenarnya ada 2 macam api yang terdapat dalam tubuh manusia, yakni api yang terkontrol dan tidak terkontrol. api yang terkontrol berbentuk luapan semangat dan motivasi. sedangkan api yang tidak terkontrol adalah api kemarahan yang akan merugikan dirinya sendiri dan orang lain.

 2. TANAH

Tanah adalah element kedua yang ada di Bumi. Element ini terbentuk karena Magma yang mendingin. dan Tanah merupakan element tempat mahklum hidup menginjakkan kakinya dimuka bumi. tanah mampu menumbuhkan berbagai macam tanaman. Karena itu tanah sering di sapa dengan sebuatn "Ibu", "hati" atau pun "Bunda".

Tanah memiliki sifat kesuburan. dimana jika kita menanami tanaman di tanah yang subur, maka menghasilkan tanaman yang subur. Dan jika kita menanami tanaman di tanah yang tandus, maka hasil sebaliknya yang akan kita dapatkan. Tanah adalah simbol dari ketenangan dan kesabaran dan ketegasan. Tanah dalam kehidupan manusia merupakan simbol dari sikap/emosi positif seperti diam, tenang, sabar, dan berlapang dada. Tanah itu kokoh, keras berarti tegas, mempertegas keyakinan kebenaran yang diperoleh dari akal.

manusia dapat bercermin dari tanah, yakni ketika manusia menyerap energi positif maka sebanyak mana ia menyerap energi positif itu, sebanyak itu juga dia keluarkan.
Mereka yang dipercaya Bumi untuk dapat mengelola elemen dasar ini adalah para manusia yang bertekad kuat dan lebih suka main otot daripada otak. Ya, memang tidak begitu jauh dengan karakter api, karena tanah sendiri adalah komponen yang letaknya paling berdekatan dengan magma, bahkan menempel.

3. AIR

Air merupakan elemet yang letaknya berdampingan dengan tanah. dan dimanapun sudah pasti tanah memagari atau sebagai pemagarnya. Air memiliki sifat adalah dingin dan penyejuk. dan didalam tubuh kita, 70%nya adalah air. Konsep kehidupan air digunakan sering sekali kita dengar. slah satunya air selalu bergerak dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Konsep  lainnya adalah air diam menghanyutkan.

Elemen ini dimiliki oleh manusia yang berkeyakinan teguh, namun mengutamakan intelegensi daripada otot serta memiliki pembawaannya juga tenang, dan mampu mengendalikan emosinya. Namun begitu meluap emosinya, bisa berubah menjadi banjir ataupun gelombang tsunami.

Beberapa perilaku manusia yang menerapkan element air dalam kehidupan, yakni ditemukan manusia yang diam lebih hebat daripada orang yang banyak bicara. Semakin banyak bicara orang itu semakin dangkal ilmunya. Diam bukan berarti berhenti berpikir, melainkan mencari solusi jitu untuk menyelesaikan sebuah permasalahan.

4. UDARA

Udara adalah bagian terluar Bumi yang berdampingan dengan elemen tanah dan air. udara juga dibutuhkan api untuk dapat terus menghidupkannya atau mematikannya. Udara juga tidak selalu dibutuhkan oleh laut yang dalam dan jumlahnya juga tidak banyak di dataran yang terlampau tinggi. di Bumi Udara yang mengalir disebut angin. tanpa adanya angin tidak ada awan dan hujan. Dan udara didalam tubuh manusia disebut Nafas.

Banyak hal dapat dimanfaati oleh udara. Salah satunya adalah pelapukan benda. Tanpa udara benda tidak akan memiliki berat, manusia juga tak dak pat bernafas, serta mahkluk hidup lainnya juga tak mampu bertahan hidup.
Udara bersifat fleksibel; dapat berteman dengan siapa saja, namun juga dapat menjadi musuh bagi siapa saja. Manusia yang memiliki element ini cenderung berjiwa bebas, pandai, dan imajinatif. Mereka berkepribadian lebih hangat daripada air dan lebih bersahabat dibanding tanah. Namun mereka juga terkadang lebih licik daripada api.

Sifat manusia ketika mereka mengeluarkan ke-Ego-an, ke tidak konsisten dan lalai dari tujuan awal, maka ketika itulah manusia seperti angin. Ke-Ego-an mirip seperti nafsu, ia juga kadang lepas kendali. Kita sudah menggunakan akal kita, namun Ego/Aku berkata lain, maka percuma saja. Ego identik dengan rasa/harga diri, ke-Aku-an.