Filsafat Cinta’? Adakah?

Tulisan ini,
tulisan iseng saya. sekedar pengisi waktu kosong dan tentu hanya untuk
seru-seruan. Sebenarnya saya terinspirasi dari dari adik-adik saya di organisasi.
Hampir setiap hari mereka bertanya kepada saya tentang CINTA, tentang masalah
yang mereka alami dengan pasangan masing-masing, tentang semua hal yang berbau
CINTA. Bahkan pernah salah seorang di antara mereka yang memanggiil saya
sebagai dokter cinta.
Entah bagaimana lagi caranya istilah dokter cinta ini tiba-tiba ia sematkan untuk saya. kalau dokter-dokter yang umunya menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mndapat gelar itu, maka apakah waktu saya terlalu tidak berharga sehingga saya hanya harus mempelajari tentang cinta selama bertahun-tahun. Ohh Nooo. saya Kuliah, saya punya organisasi, saya mengajar di sebuah lembaga kursus bahasa nggris. maka? masihkah kira-kira ada waktu untuk saya memusatkan pikiran terhadap sesuatu yang disebut cinta itu? Tidak! tidak ada sama sekali.
Entah bagaimana lagi caranya istilah dokter cinta ini tiba-tiba ia sematkan untuk saya. kalau dokter-dokter yang umunya menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mndapat gelar itu, maka apakah waktu saya terlalu tidak berharga sehingga saya hanya harus mempelajari tentang cinta selama bertahun-tahun. Ohh Nooo. saya Kuliah, saya punya organisasi, saya mengajar di sebuah lembaga kursus bahasa nggris. maka? masihkah kira-kira ada waktu untuk saya memusatkan pikiran terhadap sesuatu yang disebut cinta itu? Tidak! tidak ada sama sekali.
Maka? setan apa
yang merasuki adik saya ini sehingga dengan mudahnya memanggil saya sebagai
dokter cinta? Dan lagi pula, kalau toh betul saya layak menyandang anggilan itu,
keuntungan apa yang bisa saya dapat? Bisakah saya kaya karena gelar itu?
bisakah saya memiliki Pacar karena gelar itu? (Upppsss, ketahuan kalau ‘dokter
cintanya’ seorang jomblo.), bisakah saya bertemu dg pak Jokowi karena hal itu?
sekali lagi TIDAK! Tidak Bisa sama sekali. so? tunggu apa lagi? “sadarlah
de’... I’m not a Love doctor, and I Won’t!” saya lebih senang menjadi diri
saya, saya lebih senang dengan nama ini “RISAL MURSALIM”, meskipun
bertahun-tahun saya cari makna islami dari nama-nama ini. Tapi, tidak kunjung
ketemu. Kalau “RISAL”nya mungkin bisalah kita artikan sebagai RISALAH. tapi
Mursalim nya ini, dari tahun gajah (tahunnya nabi) sampai tahun Gagah (ini
tahun saya), J
belum pernah sekalipun saya temukan kata itu di Al-Qur’an dan kitab
manapun. Sempat hampir senang karena
menemukan kata yg saya pikir sama dengan itu, yakni di Surah YaaSiin
(Mursalin), tapi sayang dia berakhiran N, sedang saya yaaa berakhiran M
(Mursalim). Tapi, meski demikian keluh dan kesah terhadap nama yang sudah ada
tentu tidak diperbolehkan. Terlebih lagi saya yakin, bahwa Bapak saya butuh
waktu yang tidak singkat untuk memikirkan nama itu. Saya tetap hargai dan
hormati Nama pemberian itu.
Ohh God... Kembali
ke laptop. Kita sudah terlalu jauh melenceng. Ini semakin menguatkan Hipotesa
saya kalau CINTA itu memang bahaya. Bisa mengeluarkan kita dari jalur yang semestinya.
Ia bisa membengkokkan yang lurus. Menyakiti yg sehat. Menjelkkan yang Ganteng, dan
masih banyak lagi bahayanya. (sepertinya).
Okeee... kita
kembali ke CINTA. dalam tulisan ini saya belum tahu apa dan sampai di mana yang
akan saya bahas. Saya biarka saja tangan saya mengetik dengan gilanya (gilanya mungkin
karena love Syndrome),. semua jadi tidak beres gara-agar CINTA ini. sepertinya
betul apa yang disampaikan sahabat saya beberapa hari lalu “CINTA itu
PEMBODOHAN”. ini yg dikatakan sahabat saya dalm sebuah pelatihan yang saya
laksanakan di sekretariat organisasi saya. Mungkin kalau sempat, ini akan Kita bahas
di paragrf-paragraf selanjutnya (itu pun kalau saya ingat), kalau saya tidak
ingat berarti saya lupa. J
“semua gara-gara
cinta” judulnya. (sepertinya sudah banyak judul yg tercipta malam ini). Patut dijadikan
bahan pertimbangan untuk dikirim ke bang Haji Roma agar dijadikan judul
lagunya.
Setelah saya
menelaah dan memikirkan secara dalam, akirnya saya dapati alasan kenapa
adik-adik saya sering bertanya tentang cinta kepada saya. Keyakinan saya bahwa
ini bermuara di FILSAFAT MAHABBAH. (*Mahabbah dalam bahasa arab artinya CINTA).
Jadi, terjemahkan sendirilah apa arti Filsafat Mahabbah. Di organisasi saya
memang ada jadwal kajian rutinnya. biasanya malam jum’at, dirangkaikan dengan
jaga lilin. ( upppsss.. salah.) maksud saya dirangkaikan dengan Dzikiran atau Yasinan.
Di setiap kajian akan ada materi atau topik yang dibawakan untuk disampikan
kepada peserta kajian. Dan salah satu materi pamungkas adalah FILSAFAT MAHABBAH
itu. Sejatinya materi ini hanya digunakan untuk mengaktifkan anggota untuk ikut
kajian. Dan saya jamin itu mempan. saya adalah korban Filsafat Mahabbah . 2 tahun
lalu, ktika saya dalam keadaan puncak kebosanan BELAJAR, tiba-tiba senior
memanggil untuk kajian FILSAFAT MAABBAH, yaa tentu saja saya ikut. Maklum umur
saat itu masih labil-labilnya. Dengan sangat semangat saya mengikuti semua
materi sampai selesai. Cara inilah yang
coba saya terapkan. Makanya, pernah suatu ketika, pada saat kondisi anggota
sedang dalam malas-malasnya kajian, maka saya mengirimkan pesan ke mereka untuk
datang kajian malam jum’at dengan materi FILSAFAT MAHABBAH.
malam jum’at itu,
dengan modal nekat, dan sedikit ingatan dari mteri yang saya terima 2 tahun
lalu, akirnya kajian pun dimulai. Prediksi tidak meleset, banyak anggota yg
hadir, mereka antusiais, Luar biasa. “THE power of love”, lohh.. ini mirip
judul lagunya siapa ya? ahh,... bodo amat. lupakan dulu judul lagu itu.. malam
itu, pertanyaan demi pertanyaan pun terlontar dari mulut orang-orang penderita
love syndrome. Yaaah saya jawab yang bisa saya jawab. Itupun jawaban yang saya
berikan, kebanyakan dari pengalaman saya. J
banyak sekali yg
saya sampaikan malam itu, akan tetapi saat ini hanya membekas 2 hal di kepala. Pertama,
apa itu cinta? kedua, apa hakikat cinta?. maka, mungkin kalau
saya ingat, kedua hal tersebut akan saya bahas di paragraf-paragraf berikutnya.
berdoa saja.
mungkin
sahabat-sahabat pembaca sekalian sudah ada yang men-cap saya sebagai orang yang
anti dengan CINTA setelah membaca
paragraf-paragraf awal. Padahal sebenarnya Tidak. Saya tidak mau menjadi org yg
munafik, saya butuh cinta untuk hidup. Saya butuh cinta untuk membuat hidup
saya lebih berarti. Dan saya butuh cinta untuk membantu saya GILA. ahhaha.
“semua orang butuh cinta”. Dan saya adalah bagian dari orang, maka tentulah
saya butuh dengan cinta. Kecuali kalau sahabat-sahabat semua menganggap saya
bukan orang, berarti terpaksa saya harus tidak membutuhkan cinta. hehehhe. Saya
adalah orang yang sangat mengidolakan Alm. Gus Dur, saya sangat suka dengan
prinsip tengah-tengahnya. tidak terlalu fundamental, dan tidak terlalu extreme.
dan prinsip inilah yg selama ini saya coba aplikasikan ke dalam dunia CINTA saya.
Saya tidak mau diperbudak cinta, dan saya tidak mau munafik. meskipun kadang
saya agak liberal sedikit (kalau Ulil Absar Abdalla terkenal dengan JIL-nya,
maka saya harus memperkenalkan Jaringn Cinta Liberal saya. hahay).
Kembali ke
filsafat Mahabbah tadi. Sebenarnya saya tdak terlalu mahir dalam filsafat
mahabbah. Hampir dari semua apa yang saya katakan saat memberikan materi , itu
saya copy dari pengalaman saya. (terutama waktu SMA), kebetulan kehidupan cinta
saya waaktu SMA terhitung ekstreme, 15 mantan pacar dalam 3 tahun mejadi
prestasi tersendiri bagi saya, dan tentu tidak akan terlupakan. Akan tetappi,
tentu jangan tiru adegan ini di rumah. hanya
dilakukan oleh profesional. hahaha.
Memang belum
perna saya temukan referensi yg jelas
dan fokus membahas tentang Filsafat Mahabbah. Sekedar informasi saja, bahwa
Filsafat mahababh ini dipopulerkan oleh seorang filsuf Perempuan, RABIAH
Al-Adawiyah namanya. Meski dalam kisahnya, mahabbah yang ia bangun adalah Maabba
Fil Lah (cinta kepada Allah). Dan memang pada hakikatnya, Filsafat Mahabbah itu
diperutukkan ke Tuhan. Tapi menurut saya, tidak ada salahnya ketika kita harus
menggunaknnya di ciptaan TUHAN (misalnya: KAMBING . .haaha). Karena dalam
konsep Mahabbah, memang ada 3 jenis CINTA. apa saja itu? (tanya sama rumput yg
bergoyang) ahhaha. Ini juga akan kita bahas kalau ada waktu.
Well, sepertinya
prolog sudah terlalu panjang. Dalam hitungan 5...4....3...2....1....0.......
CINTAAAAAAAAA!!!!
Apa Itu Cinta?
dalam kamus ilmiah populer Lengkap (Faridah Hamid, S.Pd) mengataan bahwa Cinta itu Rasa-kasih, Sayang; asmara.
sedang meurut
William Shakespere Cinta itu Gila.
Dan oleh teman
saya yg mengikuti Pelatihan tadi, mengatakan bahwa Cinta adalah Candu (cikal
bakal teorinya :: Ciinta adalah Pembodohan). terinspirasi dari teori Karl Marx
(Agama adalah Candu).
Akan tetapi, dari sekian banyak defenisi yg ada, saya lebih suka dan sering menggunakan “Cinta itu Emosional tanpa rasional”.
Dan saya tentu
tidak menyalahkan pendapat-pendapat yang lain, karena saya yakin dari definisi
yg mereka berikan, terkandung nilai kebenaran didalamnya.
Oke... pertanyaan
besar yang muncul kemudian, “Kenapa cinta dikatakan sebagai Emosinal tanpa
rasional?” Tanpa dijelaskan pun, saya
yakin sahabat-shabat semua sudah tau apa maksudnya. Tapi, tidak papa mungkin
ketika saya mejelaskan sekali lagi. Jadi, Cinta itu bertempat di
“emosioal:Hati”, bukan di Rasional:Akal”. mencintai yang eharusnya itu bukan
dengan akal, tapi hati. Jelas, bukan cinta sepenuhya namanya ketika mengatas
namakan akal. Lantas, bagaimana cara membedakan seseorang yg menggunakan Emosi
dan akalnya. org yg mencintai dengan Akal biasanya menggunakan akal dan
pikirnya untuk menentukan “kenapa saya harus jatuh cinta dengan orangg ini”
maka bermunculan lah jawaban-jawaban seperti: saya jatuh cinta karena dia
cantiik, saya jatuh cinta karena dia pintar, saya jatuh cinta karena di Kaya, dan
sebagainya. Itu tentu tidak saya sarankan untuk digunakan. kemudian, orang yang
mencintai dengan hati, bagaiman caranya? Simple, jawabannya adalah yangg diaa
Tahu hanya CINTA, alasan kenapa dia CINTA tidak ada. Teringat juga kata bijak
“True Love is love without Reason” (cinta sejati adalah cinta yang tidak membutuhkan
lasan). karena ketika Anda mencintai seseorang dengan sebua alasan, maka patut
untuk Anda rubah itu secepatnya.
Mengutip kata-kata senior “janganlah kalian mencintai dengan Akal, karena kelak pasti akan berakhir dengan akal-akalan. Tapi mecintalah kalian dengan menggunakan Hati, karena pun ketika ia arus berakhir, maka pasti akan berakhir dengan kehati-hatian”. Jadi, resiko sakit hati mencintai dengn hati jauh lebih kecil dibandinngkan ketika harus mencintai dengan akal.
Sesuai dengan janji saya di awal, ketika saya ingat, maka saya akan membahas sedikit tentang Cinta itu pembodohan. Alasan teman saya sangatlah rasional, bahwa siapapun Anda, ketika mengenal Cinta, Pasti Anda akan dengan sangat mudah dibodoh-bodohi. Ketika sang pacar meminta ini, langsung diberikan. Ketika sang pacar memita itu, langsung diberikan. Hal ini lah yang oleh teman saya dikatakan sebagai Pembodohan. (janji saya sudah lepas). (sesingkat itu kah penjelasannya?).
Teringat juga salah
satu kata teman saya itu tentang Cinta. Ia mengibaratkan bahwa cinta itu
seperti TAPE, akan terasa enak kalau dikonsumsi dalam jumlah sewajarnya. tapi, akan
memabukkan ketika dikonsumsi berlebihan. Begitu pula cinta, Cinta menurut teman
saya hanya indah di awal saja, dibelakang pasti BURUK.
Pendapat teman
saya ini, belum mau saya komentari kali ini, nanti di pargaraf kesimpulan akan
saya komentari (itupun kalau sampai kesimpulan).
heheh
Maka, dari
beberapa penjelasan dan ulasan di atas, mungkin suda ada sedikit bayangan tentang
apa itu Cinta. Atau, jangan-jangan masih ada yang blum bisa membedaka antara
Cinta, Sayang, dan Suka. (80% pembaca mengangkat tangan). Seperti dugaan saya,
ternyata bnyak yang belum tahu perbedaannya. Untung kalian membaca tulisan ini,
jadi semoga saja tidak ada lagi yang terjebak definsi di kemudian hari. hahaha.
Kita mulai dari
Suka. Suka itu perasaan kagum terhadap seseorang dan ditempatkan di hati.
(hanya memikirkan orang itu). Sedangkan ‘Sayang’, tempatnya satu level di atas
Suka. Sayang tidak hanya berakahir di hati, Tapi sudah masuk ke ranah lisan. Ketika
ada orang yang mengaku cinta, dan setiap harinya selalu dia ungkakan dengan
kata-kata, pada dasarnya belum ada cinta dalam dirinya. Yang ada hanyalah
sayang. jadi, cinta itu sebenarnya apa? Cinta itu ada dalam hati, diucapkan di
lisan, dan dibuktikan dengan tindakan. Bukan
cinta namanya kalu tanpa Pembuktian. (ini Quotes cinta saya). hehehehe
Bagannya kurang
lebih begini:
Suka---Mengagumi
dalam hati
Sayang---Mengagumi
dalam hati, mengucapkan dengan lisan
Cinta---Mengagumi
dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan dibuktikan dengan tindakan..