Senin, 14 November 2016

Filsafat Cinta’? Adakah?

Cinta? Sayang? Suka? Love? Atau entah apapun namanya itu, sampai hari ini masih dan akan selalu menjadi trending topic di kalangan remaja,  bahkan tidak jarang di kalangan mantan remaja pun heboh membicarakan hal tersebut. Entah terbuat dari bahan dasar apa CINTA ini, sehingga mampu menghipnotis semua orang untuk selalu berbicara tentangnya setiap detik, setiap menit, setiap jam, dan setiap hari. Dari pengamatan yang saya lakukan, Hampir semua orang  mengidap love syndrome* (gangguan yang disebabkan oleh virus “CINTA”). *hampir sama dengan GILA. maka, terkadang saya bertanya dalam hati, siapa sebenaranya yang membuat “CINTA” ini? dan tentu hati saya belum pernah menjawabnya sampai sekarang.

Tulisan ini, tulisan iseng saya. sekedar pengisi waktu kosong dan tentu hanya untuk seru-seruan. Sebenarnya saya terinspirasi dari dari adik-adik saya di organisasi. Hampir setiap hari mereka bertanya kepada saya tentang CINTA, tentang masalah yang mereka alami dengan pasangan masing-masing, tentang semua hal yang berbau CINTA. Bahkan pernah salah seorang di antara mereka yang memanggiil saya sebagai dokter cinta.

Entah bagaimana lagi caranya istilah dokter cinta ini tiba-tiba ia sematkan untuk saya. kalau dokter-dokter yang umunya menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mndapat gelar itu,  maka apakah waktu saya terlalu tidak berharga sehingga saya hanya harus mempelajari tentang cinta  selama bertahun-tahun. Ohh Nooo. saya Kuliah, saya punya organisasi, saya mengajar di sebuah lembaga kursus bahasa nggris. maka? masihkah kira-kira ada waktu untuk saya memusatkan pikiran terhadap sesuatu yang disebut cinta itu? Tidak!  tidak ada sama sekali.

Maka? setan apa yang merasuki adik saya ini sehingga dengan mudahnya memanggil saya sebagai dokter cinta? Dan lagi pula, kalau toh betul saya layak menyandang anggilan itu, keuntungan apa yang bisa saya dapat? Bisakah saya kaya karena gelar itu? bisakah saya memiliki Pacar karena gelar itu? (Upppsss, ketahuan kalau ‘dokter cintanya’ seorang jomblo.), bisakah saya bertemu dg pak Jokowi karena hal itu? sekali lagi TIDAK! Tidak Bisa sama sekali. so? tunggu apa lagi? “sadarlah de’... I’m not a Love doctor, and I Won’t!” saya lebih senang menjadi diri saya, saya lebih senang dengan nama ini “RISAL MURSALIM”, meskipun bertahun-tahun saya cari makna islami dari nama-nama ini. Tapi, tidak kunjung ketemu. Kalau “RISAL”nya mungkin bisalah kita artikan sebagai RISALAH. tapi Mursalim nya ini, dari tahun gajah (tahunnya nabi) sampai tahun Gagah (ini tahun saya), J belum pernah sekalipun saya temukan kata itu di Al-Qur’an dan kitab manapun.  Sempat hampir senang karena menemukan kata yg saya pikir sama dengan itu, yakni di Surah YaaSiin (Mursalin), tapi sayang dia berakhiran N, sedang saya yaaa berakhiran M (Mursalim). Tapi, meski demikian keluh dan kesah terhadap nama yang sudah ada tentu tidak diperbolehkan. Terlebih lagi saya yakin, bahwa Bapak saya butuh waktu yang tidak singkat untuk memikirkan nama itu. Saya tetap hargai dan hormati Nama pemberian itu.
Ohh God... Kembali ke laptop. Kita sudah terlalu jauh melenceng. Ini semakin menguatkan Hipotesa saya kalau CINTA itu memang bahaya. Bisa mengeluarkan kita dari jalur yang semestinya. Ia bisa membengkokkan yang lurus. Menyakiti yg sehat. Menjelkkan yang Ganteng, dan masih banyak lagi bahayanya. (sepertinya).

Okeee... kita kembali ke CINTA. dalam tulisan ini saya belum tahu apa dan sampai di mana yang akan saya bahas. Saya biarka saja tangan saya mengetik dengan gilanya (gilanya mungkin karena love Syndrome),. semua jadi tidak beres gara-agar CINTA ini. sepertinya betul apa yang disampaikan sahabat saya beberapa hari lalu “CINTA itu PEMBODOHAN”. ini yg dikatakan sahabat saya dalm sebuah pelatihan yang saya laksanakan di sekretariat organisasi saya. Mungkin kalau sempat, ini akan Kita bahas di paragrf-paragraf selanjutnya (itu pun kalau saya ingat), kalau saya tidak ingat berarti saya lupa. J
“semua gara-gara cinta” judulnya. (sepertinya sudah banyak judul yg tercipta malam ini). Patut dijadikan bahan pertimbangan untuk dikirim ke bang Haji Roma agar dijadikan judul lagunya.

Setelah saya menelaah dan memikirkan secara dalam, akirnya saya dapati alasan kenapa adik-adik saya sering bertanya tentang cinta kepada saya. Keyakinan saya bahwa ini bermuara di FILSAFAT MAHABBAH. (*Mahabbah dalam bahasa arab artinya CINTA). Jadi, terjemahkan sendirilah apa arti Filsafat Mahabbah. Di organisasi saya memang ada jadwal kajian rutinnya. biasanya malam jum’at, dirangkaikan dengan jaga lilin. ( upppsss.. salah.) maksud saya dirangkaikan dengan Dzikiran atau Yasinan. Di setiap kajian akan ada materi atau topik yang dibawakan untuk disampikan kepada peserta kajian. Dan salah satu materi pamungkas adalah FILSAFAT MAHABBAH itu. Sejatinya materi ini hanya digunakan untuk mengaktifkan anggota untuk ikut kajian. Dan saya jamin itu mempan. saya adalah korban Filsafat Mahabbah . 2 tahun lalu, ktika saya dalam keadaan puncak kebosanan BELAJAR, tiba-tiba senior memanggil untuk kajian FILSAFAT MAABBAH, yaa tentu saja saya ikut. Maklum umur saat itu masih labil-labilnya. Dengan sangat semangat saya mengikuti semua materi sampai selesai. Cara inilah  yang coba saya terapkan. Makanya, pernah suatu ketika, pada saat kondisi anggota sedang dalam malas-malasnya kajian, maka saya mengirimkan pesan ke mereka untuk datang kajian malam jum’at dengan materi FILSAFAT MAHABBAH.

malam jum’at itu, dengan modal nekat, dan sedikit ingatan dari mteri yang saya terima 2 tahun lalu, akirnya kajian pun dimulai. Prediksi tidak meleset, banyak anggota yg hadir, mereka antusiais, Luar biasa. “THE power of love”, lohh.. ini mirip judul lagunya siapa ya? ahh,... bodo amat. lupakan dulu judul lagu itu.. malam itu, pertanyaan demi pertanyaan pun terlontar dari mulut orang-orang penderita love syndrome. Yaaah saya jawab yang bisa saya jawab. Itupun jawaban yang saya berikan, kebanyakan dari pengalaman saya. J
banyak sekali yg saya sampaikan malam itu, akan tetapi saat ini hanya membekas 2 hal di kepala. Pertama, apa itu cinta? kedua, apa hakikat cinta?. maka, mungkin kalau saya ingat, kedua hal tersebut akan saya bahas di paragraf-paragraf berikutnya. berdoa saja.
mungkin sahabat-sahabat pembaca sekalian sudah ada yang men-cap saya sebagai orang yang anti dengan CINTA setelah  membaca paragraf-paragraf awal. Padahal sebenarnya Tidak. Saya tidak mau menjadi org yg munafik, saya butuh cinta untuk hidup. Saya butuh cinta untuk membuat hidup saya lebih berarti. Dan saya butuh cinta untuk membantu saya GILA. ahhaha. “semua orang butuh cinta”. Dan saya adalah bagian dari orang, maka tentulah saya butuh dengan cinta. Kecuali kalau sahabat-sahabat semua menganggap saya bukan orang, berarti terpaksa saya harus tidak membutuhkan cinta. hehehhe. Saya adalah orang yang sangat mengidolakan Alm. Gus Dur, saya sangat suka dengan prinsip tengah-tengahnya. tidak terlalu fundamental, dan tidak terlalu extreme. dan prinsip inilah yg selama ini saya coba aplikasikan ke dalam dunia CINTA saya. Saya tidak mau diperbudak cinta, dan saya tidak mau munafik. meskipun kadang saya agak liberal sedikit (kalau Ulil Absar Abdalla terkenal dengan JIL-nya, maka  saya harus  memperkenalkan Jaringn Cinta Liberal saya. hahay).

Kembali ke filsafat Mahabbah tadi. Sebenarnya saya tdak terlalu mahir dalam filsafat mahabbah. Hampir dari semua apa yang saya katakan saat memberikan materi , itu saya copy dari pengalaman saya. (terutama waktu SMA), kebetulan kehidupan cinta saya waaktu SMA terhitung ekstreme, 15 mantan pacar dalam 3 tahun mejadi prestasi tersendiri bagi saya, dan tentu tidak akan terlupakan. Akan tetappi, tentu jangan tiru adegan ini di rumah. hanya dilakukan oleh profesional. hahaha.

Memang belum perna saya temukan  referensi yg jelas dan fokus membahas tentang Filsafat Mahabbah. Sekedar informasi saja, bahwa Filsafat mahababh ini dipopulerkan oleh seorang filsuf Perempuan, RABIAH Al-Adawiyah namanya. Meski dalam kisahnya, mahabbah yang ia bangun adalah Maabba Fil Lah (cinta kepada Allah). Dan memang pada hakikatnya, Filsafat Mahabbah itu diperutukkan ke Tuhan. Tapi menurut saya, tidak ada salahnya ketika kita harus menggunaknnya di ciptaan TUHAN (misalnya: KAMBING . .haaha). Karena dalam konsep Mahabbah, memang ada 3 jenis CINTA. apa saja itu? (tanya sama rumput yg bergoyang) ahhaha. Ini juga akan kita bahas kalau ada waktu.
Well, sepertinya prolog sudah terlalu panjang. Dalam hitungan 5...4....3...2....1....0....... CINTAAAAAAAAA!!!!

 Apa Itu Cinta?

dalam kamus ilmiah populer Lengkap (Faridah Hamid, S.Pd) mengataan bahwa Cinta itu Rasa-kasih, Sayang; asmara.
sedang meurut William Shakespere Cinta itu Gila.
Dan oleh teman saya yg mengikuti Pelatihan tadi, mengatakan bahwa Cinta adalah Candu (cikal bakal teorinya :: Ciinta adalah Pembodohan). terinspirasi dari teori Karl Marx (Agama adalah Candu).

Akan tetapi, dari sekian banyak defenisi yg ada, saya lebih suka dan sering menggunakan “Cinta itu Emosional tanpa rasional”.
Dan saya tentu tidak menyalahkan pendapat-pendapat yang lain, karena saya yakin dari definisi yg mereka berikan, terkandung nilai kebenaran didalamnya.
Oke... pertanyaan besar yang muncul kemudian, “Kenapa cinta dikatakan sebagai Emosinal tanpa rasional?”  Tanpa dijelaskan pun, saya yakin sahabat-shabat semua sudah tau apa maksudnya. Tapi, tidak papa mungkin ketika saya mejelaskan sekali lagi. Jadi, Cinta itu bertempat di “emosioal:Hati”, bukan di Rasional:Akal”. mencintai yang eharusnya itu bukan dengan akal, tapi hati. Jelas, bukan cinta sepenuhya namanya ketika mengatas namakan akal. Lantas, bagaimana cara membedakan seseorang yg menggunakan Emosi dan akalnya. org yg mencintai dengan Akal biasanya menggunakan akal dan pikirnya untuk menentukan “kenapa saya harus jatuh cinta dengan orangg ini” maka bermunculan lah jawaban-jawaban seperti: saya jatuh cinta karena dia cantiik, saya jatuh cinta karena dia pintar, saya jatuh cinta karena di Kaya, dan sebagainya. Itu tentu tidak saya sarankan untuk digunakan. kemudian, orang yang mencintai dengan hati, bagaiman caranya? Simple, jawabannya adalah yangg diaa Tahu hanya CINTA, alasan kenapa dia CINTA tidak ada. Teringat juga kata bijak “True Love is love without Reason” (cinta sejati adalah cinta yang tidak membutuhkan lasan). karena ketika Anda mencintai seseorang dengan sebua alasan, maka patut untuk Anda rubah itu secepatnya.

Mengutip kata-kata senior “janganlah kalian mencintai dengan Akal, karena kelak pasti akan berakhir dengan akal-akalan. Tapi mecintalah kalian dengan menggunakan Hati, karena pun ketika ia arus berakhir, maka pasti akan berakhir dengan kehati-hatian”. Jadi, resiko sakit hati mencintai dengn hati jauh lebih kecil dibandinngkan ketika harus mencintai dengan akal.

Sesuai dengan janji saya di awal, ketika saya ingat,  maka saya akan membahas sedikit tentang Cinta itu pembodohan. Alasan teman saya sangatlah  rasional, bahwa siapapun Anda, ketika mengenal Cinta, Pasti Anda akan dengan sangat mudah dibodoh-bodohi. Ketika sang pacar  meminta ini, langsung diberikan. Ketika sang pacar memita itu, langsung diberikan. Hal ini lah yang oleh teman saya dikatakan sebagai Pembodohan. (janji saya sudah lepas). (sesingkat itu kah penjelasannya?).

Teringat juga salah satu kata teman saya itu tentang Cinta. Ia mengibaratkan bahwa cinta itu seperti TAPE, akan terasa enak kalau dikonsumsi dalam jumlah sewajarnya. tapi, akan memabukkan ketika dikonsumsi berlebihan. Begitu pula cinta, Cinta menurut teman saya hanya indah di awal saja, dibelakang pasti BURUK.

Pendapat teman saya ini, belum mau saya komentari kali ini, nanti di pargaraf kesimpulan akan saya komentari (itupun kalau sampai kesimpulan). heheh

Maka, dari beberapa penjelasan dan ulasan di atas, mungkin suda ada sedikit bayangan tentang apa itu Cinta. Atau, jangan-jangan masih ada yang blum bisa membedaka antara Cinta, Sayang, dan Suka. (80% pembaca mengangkat tangan). Seperti dugaan saya, ternyata bnyak yang belum tahu perbedaannya. Untung kalian membaca tulisan ini, jadi semoga saja tidak ada lagi yang terjebak definsi di kemudian hari. hahaha.

Kita mulai dari Suka. Suka itu perasaan kagum terhadap seseorang dan ditempatkan di hati. (hanya memikirkan orang itu). Sedangkan ‘Sayang’, tempatnya satu level di atas Suka. Sayang tidak hanya berakahir di hati, Tapi sudah masuk ke ranah lisan. Ketika ada orang yang mengaku cinta, dan setiap harinya selalu dia ungkakan dengan kata-kata, pada dasarnya belum ada cinta dalam dirinya. Yang ada hanyalah sayang. jadi, cinta itu sebenarnya apa? Cinta itu ada dalam hati, diucapkan di lisan, dan dibuktikan dengan tindakan. Bukan cinta namanya kalu tanpa Pembuktian. (ini Quotes cinta saya). hehehehe

Bagannya kurang lebih begini:
Suka---Mengagumi dalam hati
Sayang---Mengagumi dalam hati, mengucapkan dengan lisan
Cinta---Mengagumi dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan dibuktikan dengan tindakan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar