TASAWUF
Istilah tasawuf baru muncul
dalam dunia Islam sekitar abad ke 2 Hijriah dan belum dikenal pada masa
Rasulullah dan sahabat, meskipun praktek hidup kesufian sudah dijalankan oleh
Rasulullah s.a.w dan sahabat-sahabatnya.
1.
Hidup sebagai zahid (menghindari kemewahan dunia) dan abid (tekun
beribadah) adalah embrio dari lahirnya tasawuf itu.
2.
Inti tasawuf adalah pendidikan akhlak, memerangi hawa nafsu,
membersihkan hati agar dapat bertaqarrub kepada Allah s.w.t
3.
Tasawuf dapat disamakan dengan Mistik Islam dalam artian mistik yang
sesui dengan jalan Islam, yaitu tidak menganut Pantheisme atau persatuan
makhluk dengan Khaliq
Dzikir sebagai Cara
Mendekatkan Diri kepada Allah
1.
Yang Dekat kepada
Allah adalah yang Senantiasa Berdzikir kepada-Nya
Berdzikir dilakukan
dalam rangka pengabdian kepada Allah. Karena pengabdian kepada Allah merupakan
tujuan hidup manusia (Adz-zariyat; 51-56).
Tujuan pengabdian
kepada Allah supaya terjalin antara hamba dengan Tuhan, sehinggga seorang hamba
dapat selalu merasakan ketentraman jiwa, sebab selalu dekat dengan Tuhan.
Untuk bertaqarrub
dengan sebaik-baiknya kepada Allah, maka saranya dalah dzikir. Berdzikirlah
kepada Allah dilakukan dalam segala posisi kita. Artinya tidak ada waktu yang
boleh lowong untuk berdzikir (ingat atau menyebut) Allah swt. (Ali-Imran (3) :
190-191)
2.
Kedudukan Dzikir
dalam Tasawuf
Dalam tasawuf dikenal dengan istilah maqamat (tahap-tahap) yang dilalui
oleh sufi dalam perjalanan tasawufnya menuju kepada tyjuan bertemu dengan
Tuhan. Yang berperan dalam maqammat atau tahap-tahap tertentu diperlukan dzikir
yang berkesinambungan dan kontinu (Al-Baqarah 2 : 152 dan Al-A’raf 7 : 205)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar