Selasa, 22 November 2016



SUMUR THALES
                                  Dunia dalam Setitik Air
Dimusim panas 1999, Universitas Cornell menerbitkan riset yang isi pokonya adalah menunjukan jika cinta sungguh merupakan obat-obatan. Pesisnya, ia adalah campuran dari dopamine, feniletilamin dan oksitosin di aliran darah yang mampu menghasilkan sensasi yang sering kita sebut ‘tergila-gila’. Cinta, kata para peneliti, pada kenyataanya merupakan bentuk kegilaan yang terinduksi secara kimiawi. Kondisi ini bertahan terus sampai tubuh membangun sebuah kekebalan terhadap substansi-substansi yang terlibat yang biasanya hanya dibangun dari pertemuan, kencan, dan membesarkan anak di masa alanya. Cinta, seperti yang kita rasakan adalah hal terpenting yang dapat terjadi pada diri seseorang dan seharusnya ditempatkan sebagai landasan, jadi bukannya dalam sepucuk jarum suntik yang diinjeksikan kepada mereka yang kekurangan cinta. Kesimpulan-kesimpulan dari Universitas Cornell ini didasarkan pada prinsip ‘reduksionisme’ : pemikiran yang menganggap segala sesuatu dapat dipahami dengan cara mesmisah-misahkan komponen-komponen penyususnannya atau bahwa proses-proses komplek dan berskala besar dapat diphami dalam istilah –istilah yang lebih sederhana. Penelitian dapat menjadi using, cepat dan lambat.namun jika ia dapat bertahan,maka ini bukan pertama kalinya ilusi-ilusi kita mulai dihalau oleh pemikiran yang reduksionistik.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar