FILSAFAT BERSIFAT EKSISTENSIAL
Filsafat sebagai ilmu pengetahuan
yang kita pelajari sekarang ini nampak sukar, karena memang mengandung
pandangan-pandangan yang muluk-muluk yang dalam-dalam dan sukar dimengerti.
Akan tetapi hal ini tidaklah berarti bahwa filsafat itu lalu tidak ada artinya
lagi bagi kita, malahan sebaliknya, karena yang dipersoalkan dalam filsafat itu
ialah: diri kita sendiri.filsafat adalah “existensial” sifatnya, erat
hubungannya dengan hidup kita sehari-hari, sengan adany manusia sendiri. Hidup kita
sendiri yang memberikan bahan-bahan untuk direnungkan. Filsafat berdasarkan dan
berpangkalan pada manusia yang konkrit, pada diri kita yang hidup di dalam
dunia dengan segala persoalan-persoalan yang kita hadapi.
Apabila
dalam filsafat terdapat teori-teori yang muluk-muluk dan sukar maka hal itu
maksud dan tujuannya tidak lain hanya ingin menerangkan kenyataan yang konkrit
dan real yang kita alami di dunia ini.
Mengenai
isi dari filsafat itu berbeda-beda menurut masa perkembangannya. Berganti-ganti
yang dipersoalkan atau yang dititik beratkan ialah :
a.
Dunia yang mengelilingi kita
b.
Sikap hidup atau kesusilaan
c.
Hubungan antara manusia dengan Tuhan atau
sikap religius.
d.
Struktur dan susunan pengetahuan dan
sebagainya
Pada waktu sekarang ini
banyak dititik beratkann pada sifat eksistensial bahwa kita dalam filsafat
harus berpangkal pada situasi kita sendiri di dalam dunia ini. Justru sifat
eksistensial ini yang dijadikan dasar aliran filsafat “eksistensialisme” yang
berkembang pada abad ke-20 ini.
Jadi
filsafat adalah pernyataan atau penjelmaan dari sesuatu yang hidup di dalam
hati tiap orang. Makawalaupun tidak setiap orang menjadi ahli filsafat, namun
yang dibicarakan atau yang dipersoalkan dalam filsafat memang berarti bagi kita
semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar