Jumat, 21 Oktober 2016

Filsafat Bersifat Eksistensial



FILSAFAT BERSIFAT EKSISTENSIAL
            Filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang kita pelajari sekarang ini nampak sukar, karena memang mengandung pandangan-pandangan yang muluk-muluk yang dalam-dalam dan sukar dimengerti. Akan tetapi hal ini tidaklah berarti bahwa filsafat itu lalu tidak ada artinya lagi bagi kita, malahan sebaliknya, karena yang dipersoalkan dalam filsafat itu ialah: diri kita sendiri.filsafat adalah “existensial” sifatnya, erat hubungannya dengan hidup kita sehari-hari, sengan adany manusia sendiri. Hidup kita sendiri yang memberikan bahan-bahan untuk direnungkan. Filsafat berdasarkan dan berpangkalan pada manusia yang konkrit, pada diri kita yang hidup di dalam dunia dengan segala persoalan-persoalan yang kita hadapi.
Apabila dalam filsafat terdapat teori-teori yang muluk-muluk dan sukar maka hal itu maksud dan tujuannya tidak lain hanya ingin menerangkan kenyataan yang konkrit dan real yang kita alami di dunia ini.
Mengenai isi dari filsafat itu berbeda-beda menurut masa perkembangannya. Berganti-ganti yang dipersoalkan atau yang dititik beratkan ialah :
a.       Dunia yang mengelilingi kita
b.       Sikap hidup atau kesusilaan
c.       Hubungan antara manusia dengan Tuhan atau sikap religius.
d.       Struktur dan susunan pengetahuan dan sebagainya
Pada waktu sekarang ini banyak dititik beratkann pada sifat eksistensial bahwa kita dalam filsafat harus berpangkal pada situasi kita sendiri di dalam dunia ini. Justru sifat eksistensial ini yang dijadikan dasar aliran filsafat “eksistensialisme” yang berkembang pada abad ke-20 ini.
      Jadi filsafat adalah pernyataan atau penjelmaan dari sesuatu yang hidup di dalam hati tiap orang. Makawalaupun tidak setiap orang menjadi ahli filsafat, namun yang dibicarakan atau yang dipersoalkan dalam filsafat memang berarti bagi kita semua.
                                                                                    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar