Jumat, 21 Oktober 2016

Manusia



MANUSIA
Manusia adalah “Ens  Metaphysicum”
            Setelah menentukan definisi filsafat, sekarang kita ingin memperdalam pengertian filsafat, yaitu dengan menunjukan bagaimana filsafat itu timbul dari kodrat manusia, artinya asal ada manusia,  ada filsafat, karena sesuai kodratnya manusia itu.
Mengenai hal ini pokoknya telah diterangkan yaitu bagaimana keinginan akan mengerti, akan kebenaran, timbullah ilmu-ilmu pengetahuan dan akhirnya muncul filsafat. Akan tetapi pandangan ini masih kurang lengkap masih berat sebelah, seakan-akan filsafat hanya timbul bagi para ahli ilmu pengetahuan saja, dan sama sekali tidak berarti bagi mereka yang bukan ahli ilmu pengetahuan. Padahal dalam kenyataannya tidak semua orang adalah ahli ilmu pengetahuan. Sebaliknya setiap ahli pengetahuan itu pasti, bahkan pertama-tama adalah manusia. Dan justru kita ingin membuktikan bahwa filsafat itu timbul bagisetiap orang, asal saja ia hidup sadar dan menggunakan pikirannya.
Jadi marilah kita menyelediki kedudukan filsafat di dalam keseluruhan hidup kita, menyelidiki peran ilmu pengetahuan itu di dalam kehidupan manusia. Telah dikatakan; filsafat adalah bentuk pengetahuan tertentu, bahkan bentuk pengetahuan manusia yang tersempurna, merupakan perkembangan terakhir daripada pengetahuan biasa. Inilah yang sekarang harus diperdalam. Pengetahuan biasa tetap menjadi dasarnya,sekarang hanya ingin kami kemukakan beberapa aspek lain, selain ilmu-ilmu pengetahuan yang semuanya mendorong manusia ke arah filsafat. Hingga menjadi jelas bagi kita bahwa manusia memang betul-betul boleh disebut “ens metaphysicum”. Menurut Aristoteles artinya makhluk yang menurut kodratnya berfilsafat.
Jika memang demikian halnya, jika betul-betul setiap orang karena kodratnya terdorong akan filsafat maka apakah harus kita katakan bahwa setiap orang pastimenjadi seorang ahli filsafat? Apakah filsafat itu niscaya timbul? Jika demikian, mengapa tidak setiap orang tidak kita lihat bermenung-menung sebagai filsuf? Untuk menerangkan hal ini, maka kita harus membedakan antara;
-Filsafat sebagai ilmu pengetahuan
- Filsafat dalam arti yang lebih luas, yaitu dalam arti; usaha mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan hidup, menanyakan dan mempersoalkan segala sesuatu.
Maka filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang tersendiri itu tidak niscaya adanya, itu meminta tingkatan kebudayaan yang agak tinggi. Sebaliknya filsafat dalam arti yang lebih luas, dalam arti anasir-anasir filsafat dalam pikiran manusia itu dapatlah kita katakan tentu ada, biarpun hanya sedikit. Lagi pula dalam masyarakat yang tingkatannya berkembang kita jumpai pikiran-pikiran tentang ‘sebab dan akibat”, pandangan-pandangan tentang manusia, Tuhan dan dunia, pendapat-pendapat tentang hidup, tentang perbuatan-perbuatan manusia yang baik dan yang buruk atau etika dan lain-lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar