MANUSIA
Manusia adalah “Ens Metaphysicum”
Setelah menentukan definisi filsafat, sekarang kita ingin
memperdalam pengertian filsafat, yaitu dengan menunjukan bagaimana filsafat itu
timbul dari kodrat manusia, artinya asal ada manusia, ada filsafat, karena sesuai kodratnya manusia
itu.
Mengenai
hal ini pokoknya telah diterangkan yaitu bagaimana keinginan akan mengerti,
akan kebenaran, timbullah ilmu-ilmu pengetahuan dan akhirnya muncul filsafat.
Akan tetapi pandangan ini masih kurang lengkap masih berat sebelah, seakan-akan
filsafat hanya timbul bagi para ahli ilmu pengetahuan saja, dan sama sekali
tidak berarti bagi mereka yang bukan ahli ilmu pengetahuan. Padahal dalam
kenyataannya tidak semua orang adalah ahli ilmu pengetahuan. Sebaliknya setiap
ahli pengetahuan itu pasti, bahkan pertama-tama adalah manusia. Dan justru kita
ingin membuktikan bahwa filsafat itu timbul bagisetiap orang, asal saja ia
hidup sadar dan menggunakan pikirannya.
Jadi
marilah kita menyelediki kedudukan filsafat di dalam keseluruhan hidup kita,
menyelidiki peran ilmu pengetahuan itu di dalam kehidupan manusia. Telah
dikatakan; filsafat adalah bentuk pengetahuan tertentu, bahkan bentuk pengetahuan
manusia yang tersempurna, merupakan perkembangan terakhir daripada pengetahuan
biasa. Inilah yang sekarang harus diperdalam. Pengetahuan biasa tetap menjadi
dasarnya,sekarang hanya ingin kami kemukakan beberapa aspek lain, selain
ilmu-ilmu pengetahuan yang semuanya mendorong manusia ke arah filsafat. Hingga
menjadi jelas bagi kita bahwa manusia memang betul-betul boleh disebut “ens
metaphysicum”. Menurut Aristoteles artinya makhluk yang menurut kodratnya
berfilsafat.
Jika
memang demikian halnya, jika betul-betul setiap orang karena kodratnya
terdorong akan filsafat maka apakah harus kita katakan bahwa setiap orang
pastimenjadi seorang ahli filsafat? Apakah filsafat itu niscaya timbul? Jika
demikian, mengapa tidak setiap orang tidak kita lihat bermenung-menung sebagai
filsuf? Untuk menerangkan hal ini, maka kita harus membedakan antara;
-Filsafat
sebagai ilmu pengetahuan
-
Filsafat dalam arti yang lebih luas, yaitu dalam arti; usaha mencari jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan hidup, menanyakan dan mempersoalkan segala sesuatu.
Maka
filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang tersendiri itu tidak niscaya adanya, itu
meminta tingkatan kebudayaan yang agak tinggi. Sebaliknya filsafat dalam arti
yang lebih luas, dalam arti anasir-anasir filsafat dalam pikiran manusia itu
dapatlah kita katakan tentu ada, biarpun hanya sedikit. Lagi pula dalam
masyarakat yang tingkatannya berkembang kita jumpai pikiran-pikiran tentang
‘sebab dan akibat”, pandangan-pandangan tentang manusia, Tuhan dan dunia,
pendapat-pendapat tentang hidup, tentang perbuatan-perbuatan manusia yang baik
dan yang buruk atau etika dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar